Ketua DPRD Sragen Gelontor Bantuan Untuk Warga Pilang

SragenNEWS – Ketua DPRD Sragen H.Sugiyamto,SH Memberikan Bantuan Pembangunan Dan Pengembangan Karang Taruna Pilang Pada Hari Sabtu 7 Desember 2013.
Bantuan Dana Tersebut Diserahkan Di Beberapa RT Di Desa Pilang, Agar Bisa DiPergunakan Untuk Pembangunan Fasilitas Warga Di Desa Tersebut.
Bantuan 10 Juta Rupiah Diberikan Kepada Warga rt 22 Desa Pilang , Masaran Dan Juga Karang Taruna Wira Karya Pilang. Dana Aspirasi Tersebut Diterima Langsung Oleh Ketua rt Setempat , Sunarto , Dan Ketua Karang Taruna Wira Karya Pilang Disaksikan Oleh Masyarakat Sekitar DiGedung Pertemuan Di Desa Tersebut.
Dana Yang Dikucurkan Ketua DPRD Pada Hari itu Juga Untuk Warga Pilang rt 21 , pilang , Masaran Sebesar 5 juta Rupiah, Diungkapkan Oleh Ketua Rt Setempat , Maryamto, SPdSD , Dana Tersebut akan digunakan warga untuk perbaikan talut jalan. Dalam Penyerahan tersebut, juga dihadiri oleh seluruh warga pilang rt 21, pilang, Masaran.
Selain Kedua Rt Di Desa Pilang Tersebut, Ketua DPRD juga mengucurkan dana Aspirasi nya kepada warga Pilang Rt 23 , Pilang, Masaran. Penyerahan Dana Aspirasi Tersebut bertempat dirumah Ketua Rt 23 Pilang , Ahmad. S dan dihadiri oleh seluruh warga DiDukuh Pilang rt23 , Pilang, Masaran.
Sugiyamto Berharap, Dengan Pemberian Dana Aspirasi Secara Langsung Dihadapan Masyarakat, Dana Tersebut Bisa Tepat sasaran dan dapat berguna untuk Pembangunan fisik maupun pengembangan karang taruna di desa pilang khususnya.

Futsal Piala Ketua DPRD Sragen

SragenNEWS – Futsal Merupakan Olahraga yang saat ini digemari oleh kalayak muda, bukan hanya di kota – kota besar, bahkan sampai pelosok desa pun banyak yang suka terhadap olahraga yang satu ini.
Turnamen Fulsal Yang Diselenggarakan DiDesa Krebet , Masaran , Sragen Berakhir Pada Senin Malam (25/11), Tetapi Sugiyamto Menghimbau Agar PemudaPemudi, Khususnya Putra Sukowati Agar Lebih bisa memajukan Kota Sragen Dalam Bidang olahraga tersebut.
Turnamen Futsal Tersebut tidak hanya diikuti oleh pemain – pemain muda berbakat Masaran Saja, melainkan Acara tersebut DiBuka Untuk Umum.
Berikut Adalah Nama – Nama Team Yang Berhasil Membawa Tropi Kemenangan.
Juara I : BENIT FC – Pengkok, Bejig , Sragen
Juara II : Sarang Heo – Sambirejo , Sragen
Juara III : Garuda Foster – Tekikrejo , Sragen
Juara IV : Paker FC – Grompol, Sragen

Ketua DPRD Sragen Gelontor Bantuan Di Desa Pilang

SragenNEWS – Ketua DPRD Sragen Periode 2009- 2014 Memberikan bantuan Kepada Warga Desa Pilang rt 12 , Masaran , Sragen.
Hal ini disampaikan dihadapan seluruh warga yang hadir dalam pertemuan rutin didesa tersebut dan disaksikan langsung oleh salah satu Calon Legislatif (Caleg) DPRD Propinsi Jawa Tengah , Untung Wibawa Sukowati.
Dengan Adanya Bantuan Tersebut, Diharapkan Pembangunan DiDesa pilang rt12, Masaran, Sragen Semakin Maju.
Slamet, Selaku Ketua Paguyuban DiDesa Tersebut mengakui, bahwa dengan adanya bantuan tersebut pembanguan tiang penerangan jalan yang beberapa waktu lalu sempat terhenti dikarenakan kurang nya kas desa, sekarang bisa melanjutkan proyek pembangunan tiang penerangan untuk warga pilang rt12, Masaran, Sragen. (Red)

Polisi Perketat Penjagaan Padepokan Bedowo Sragen

SragenNEWS – Pascapembakaran Padepokan Bumi Arum, Bedowo, Sragen, polisi ketat menggelar patrol di kawasan itu.
Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando, Minggu (24/11/2013), mengatakan  pihaknya bakal meningkatkan pengawasan salah satunya dengan rutin menggelar patroli.
Ia juga mengimbau kepada warga sekitar padepokan agar tak mudah terprovokasi.
Salah satu ketua RT di Desa Bedowo, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, yang enggan disebutkan namanya, Minggu, mengatakan aksi yang dilakukan massa tersebut merupakan bentuk kekecewaan warga terhadap pemerintah.
Pemerintah daerah dianggap kurang tegas dalam mengambil sikap dan tak mengakomodasi keinginan mereka dengan tidak segera merobohkan bangunan.
Ia juga menegaskan bahwa pelaku perusakan tersebut tidak dilakukan salah satu warga melainkan semua warga sehingga kalaupun ada penangkapan bukan menunjuk salah satu orang.
Sementara itu, pemilik padepokan Gus Anto, tak berada di lokasi kejadian hingga Minggu. Saat akan dimintai konfirmasi melalui salah satu pengikutnya, telepone selulernya di-nonaktifkan.
Berdasarkan pantauan Solopos.com, suasana padepokan pada Minggu pagi lebih kondusif. Memang tak ada penjagaan ketat dari aparat kepolisian.
Bahkan puluhan masyarakat yang berada dari luar desa nekad masuk ke padepokan meski sudah dipasang garis polisi. Pagar padepokan tersebut masih terlihat utuh.
Namun pendapa utama yang berada di dalam padepokan rusak parah. Atapnya ambruk karena tiang-tiangnya habis dilalap api. Sisa-sisa kebakaran dan kepulan asap juga masih terlihat hingga Minggu pagi.
Sementara itu, sejumlah pohon rindang di lokasi kejadian juga tak lepas dari amukan massa. Pepohonan yang ditanam di beberapa titik dekat pagar utama itu dipangkas hingga ujung batangnya.
Sumber : Solopos.com

Inilah Pemicu Pembakaran Pondok Santri Luwung Versi Warga Bedowo Sragen

SragenNEWS – Pasujudan Santri Luwung, Padepokan Bumi Arum di Dukuh Bedowo, Jetak, Sidoharjo, dibakar massa, Sabtu (23/11/2013) sore. Pembakaran dipicu adanya upaya penangkapan seorang warga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pembakaran padepokan terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Sejumlah bagian padepokan seperti pendapa serta beberapa ruangan yang ada di padepokan ludes dilalap si jago merah.
Tokoh masyarakat Bedowo, Sukatno, menuturkan kejadian bermula adanya upaya penangkapan salah satu warga bernama Triyono, 22. Upaya penangkapan tersebut diduga dilakukan oleh aparat Polres Sragen tersebut.
Diceritakannya, Triyono sebelumnya pulang ke rumah seusai kerja bakti, Sabtu sore. “Kemudian membantu orangtua ngentasi gabah,” ujar dia saat ditemui wartawan, Sabtu malam.
“Setelah itu katanya dia, ayo melu aku ke kantor. Urusan apa? Urusan Santri Luwung. Santri Luwung urusannya warga, dudu urusanku. Langsung digeret dan dipaksa,” kata Sukatno menirukan pembicaraan antara Triyono dan sejumlah orang tersebut.
Sukatno menuturkan setidaknya terdapat empat orang yang masuk ke dalam rumah. “Tidak tahu timnya, tetapi dari polisi tidak pakai seragam. Itu jelas, dia [Triyono] sudah tahu orangnya. Ini tindakan tidak menyenangkan. Warga sudah sangat marah atas tindakan aparat. Tanpa ada surat tanpa ada apa-apa langsung diseret sama aparat,” paparnya.
Sukatno menambahkan warga merasa kecewa dengan pertemuan yang sebelumnya sudah digelar antara warga dengan aparat.
“Warga kecewanya itu pada pertemuan sebelumnya katanya Antok [pemilik padepokan] mau didatangkan dari Polres dan Kodim. Kenyataannya tidak datang. Warga menunggu dan menunggu sampai saat ini fatwa MUI tidak keluar. Itu sudah jelas-jelas data sudah ada,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Sukatno, mengungkapkan warga berharap persoalan Padepokan Santri Luwung segera diselesaikan. Dia menambahkan pemicu pembakaran padepokan lantaran warga merasa kesal dengan tindakan sekelompok orang yang diduga aparat tersebut. “Gara-gara diseret tadi warga marah. Kalau dengan baik-baik warga tidak akan mbrudal,” tuturnya.
Sumber : Solopos.com

Padepokan Santri Luwung Sragen Dibakar Massa

SragenNEWS – Situasi di Padepokan Santri Luwung di Bedowo, Sidoharjo, Sragen, memanas, Sabtu (23/11). Kemarin kompleks padepokan pimpinan Gus Antok yang dituding berajaran menyimpang itu dibakar oleh seratusan massa dari warga setempat, sekitar pukul 16.00 WIB.
Diduga kuat, amuk warga itu dipicu oleh insiden penangkapan salah satu warga setempat oleh enam orang yang mereka yakini sebagai aparat kepolisian. Warga yang tidak terima langsung mengusir aparat dan kemudian berkumpul untuk melakukan pembakaran.
Akibat aksi tersebut bangunan pintu masuk dan dua bangsal berbentuk joglo yang ada di dalam kompleks padepokan, rata dengan tanah. Selama aksi berlangsung, semua penjuru dan pintu masuk padepokan diblokade warga sehingga tak ada satu pun pihak lain yang bisa masuk kompleks.
Bahkan, puluhan aparat Brimob dan Polres juga tak kuasa menembus barikade warga yang bersiaga dengan peralatan seadanya. Menurut salah satu tokoh masyarakat Dukuh Bedowo, Sukatno (57), insiden pembakaran bermula ketika pukul 15.15 WIB, ada salah satu warga RT 4/7, Triyono (23), yang sedang mengambil jemuran gabah bersama orangtuanya, didatangi empat orang tak dikenal yang mengendarai mobil dan dua orang dengan sepeda motor.
Empat orang berpakaian preman itu kemudian memegang tangan dan menyeretnya untuk diajak ke kantor terkait urusan Santri Luwung. Triyono pun langsung berontak sambi berteriak meminta tolong hingga warga berdatangan dan orang tak dikenal itu kemudian pergi.
Menurut Sukatno, insiden inilah yang memicu kemarahan warga hingga kemudian berkumpul dan melakukan aksi pembakaran beberapa bangunan di padepokan. Tak hanya itu, ia menuturkan aksi itu juga dipicu oleh kekecewaan warga karena tuntutan pembongkaran padepokan dan pembuatan fatwa oleh MUI hingga kini belum juga terealisasi. Ia juga meyakini enam orang yang hendak membawa Triyono itu adalah aparat kepolisian. Pasalnya, Triyono mengaku mengenali satu di antara orang-orang itu adalah polisi yang sempat melayangkan surat panggilan pemeriksaan terkait persoalan Santri Luwung, beberapa hari sebelumnya. “Gara-gara itu warga jadi sangat marah. Kesannya memaksa, menyeret seperti penculikan. Makanya begitu dengar Triyono teriak, warga langsung tabuh kentongan dan polisinya lalu pergi. Kalau ketahuan warga sudah habis itu,” ujarnya ditemui, Sabtu (23/11), malam di lokasi kejadian.
Mewakili warga ia mengatakan intinya warga minta segera diselesaikan terutama tentang keberadaan bangunan padepokan yang belum ber-IMB dan sudah mendapat surat peringatan (SP) dari Pemda. Selain itu, warga juga mendesak MUI segera menerbitkan fatwa terkait ajaran padepokan yang dianggap menyimpang dari syariat Islam.
Sementara, Triyono menyayangkan aksi main paksa dan seret yang dilakukan oleh orang-orang yang akan menangkapnya itu. Ia mengaku tidak tahu menahu dengan urusan Santri Luwung. Seingatnya satu dari orang itu adalah polisi yang pernah menyampaikan surat panggilan pemeriksaan dari Polres Sragen.
Pada saat insiden terjadi, sejumlah tokoh Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), juga datang ke lokasi. Humas LUIS, Endro Sudarsono mengatakan kedatangannya bersama Ketua LUIS, Edi Lukito itu untuk melakukan klarifikasi dan investigasi setelah mendapat laporan dari warga terkait upaya percobaan penangkapan salah satu warga. Selain meminta keterangan Triyono, investigasi juga dilakukan untuk memastikan apakah tim itu benar dari kalangan aparat atau tidak.
Endro juga mengatakan terkait kasus Santri Luwung, sebelumnya sudah ada tujuh warga yang dipanggil kepolisian dan datang pada panggilan pertama sebagai saksi. Namun pada panggilan kedua, tidak ada yang mau datang karena panggilan dinilai individu sementara menurut warga persoalan Santri Luwung menjadi masalah warga bersama.
Sejak kejadian hingga tadi malam, ratusan aparat masih bersiaga namun tidak bisa masuk lokasi karena diblokade warga. Situasi masih mencekam.
Sementara, sejak insiden pembakaran hingga pukul 23.00 WIB, situasi masih mencekam. Ratusan aparat kepolisian dan Brimob yang dipimpin Kapolres AKBP Dhani Hernando, masih bersiaga di jalan masuk dan berhadapan dengan ratusan warga yang membuat barisan untuk menghalangi aparat.
Namun, tidak sampai terjadi bentrok. Warga juga membuat pembakaran di belakang barisan sehingga suasana semakin mencekam. Sekitar pukul 22.00 WIB, Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno datang ke lokasi kejadian dengan didampingi Dandim 0725/Srg Letkol (Inf) R. Wahyu Sugiyarto, Kapolres serta Wabup Sragen Daryanto.
Dengan kawalan aparat, Kapolda kemudian melakukan mediasi dengan warga. Selain membantah melakukan penangkapan dengan cara-cara kekerasan, ia juga memberi arahan agar  warga lebih mengendalikan diri dan tidak terpancing provokasi pihak-pihak lain untuk melakukan aksi anarkis. Ia juga berharap warga menghargai proses hukum dan tidak menghalangi aparat dalam melakukan penanganan kasus tersebut.
Sumber : Joglosemar.co

Bantah Terjadi Kelangkaan Pupuk, KP3 Imbau Pengajuan RDKK Lebih Dimajukan

SragenNEWS – Tim Komisi Pengawasan Pupuk Bersubsidi dan Pestisida (KP3) Sragen membantah telah terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayah Sambirejo maupun Sidoharjo. Sebaliknya, mereka menyerukan penyalur maupun kelompok tani sebisa mungkin memajukan pengajuan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk menghindari keterlambatan di lapangan.
Penegasan itu disampaikan oleh Ketua Tim Lapangan KP3 Sragen, Anang Susanto, saat melakukan inspeksi ke distributor di wilayah Sambirejo dan Sidoharjo, Kamis (21/11). Menurutnya, hasil monitoring di distributor CV Tani Makmur yang mengampu distribusi pupuk SP36 dan NPK wilayah Sambirejo, stok masih mencukupi.
Untuk jatah SP36 dan ZA ke wilayah Desa Blimbing, Sambirejo, dari pihak distributor menyatakan sudah mengirim 9 ton pupuk organik, 4 ton pupuk SP36, dan 4 ton NPK tiga hari lalu yang dibuktikan dengan surat pengiriman. Namun untuk wilayah Kecamatan Sidoharjo, hasil cek ke distributor MSJ, diperoleh keterangan memang ada sedikit problem keterlambatan transportasi sehingga membuat distribusi pupuk ke penyalur terkendala selama sepekan. “Tapi secara umum, tadi (kemarin) kami cek stoknya masih cukup,” ujar Anang di sela-sela pengecekan.
Menurutnya, asumsi kelangkaan memang biasanya hanya karena pengiriman pupuk yang terlambat, sehingga ketika petani membutuhkan tidak langsung menemukan. Karenanya, pihaknya meminta agar penyalur atau kelompok tani bisa lebih mengatur pengajuan RDKK jauh-jauh hari sebelum pemupukan, sehingga pupuk bisa terkirim tepat pada waktu digunakan petani.
Anang menyampaikan untuk wilayah Sidoharjo, laporan terakhir dari distributor sudah mengirim 1.586 ton phonska dari jatah 1.953 ton. Bahkan untuk jenis SP36 yang terkirim mencapai 617 ton atau justru melebihi kuota 594 ton. Begitu pula untuk urea, stok kebutuhan masa tanam (MT) I juga sudah mendapat tambahan dari provinsi sebanyak 900 ton.
Senada, pengelola distributor CV Tani Makmur, Susilowati membantah ada kelangkaan di wilayah Sambirejo lantaran jatah pupuknya sudah dikirim setiap hari sesuai dengan pengajuan RDKK dari penyalur. Termasuk di wilayah Blimbing yang oleh Ketua KTNA setempat, Citro Karno, sempat dikatakan menghilang juga sudah dikirim sesuai jatahnya pada tiga hari lalu. “Kenapa bisa dibilang langka padahal setiap hari ada pengiriman terus. Ini buktinya juga ada. Memang tidak bisa sekaligus hari itu dikirim karena mengajukannya RDKK biasanya bareng, jadi harus antre. Tapi tidak langka,” ujar Susi.
Sumber : Joglosemar.co

Hukuman Alim Dinilai Terlalu Ringan, Jaksa Ajukan Kasasi

SragenNEWS – Meski hukuman untuk terpidana korupsi bantuan sosial (Bansos) Ponpes dari APBD Jateng 2008, Alim Suratno sudah dinaikkan menjadi tiga tahun, rupanya hal itu belum cukup memuaskan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Jaksa kembali mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA) karena menilai putusan banding Pengadilan Tipikor Jateng masih belum sesuai.
“Ya, kita sedang susun memori kasasi untuk berkas perkara korupsi Bansos Alim Suratno. Meskipun putusan banding dari Pengadilan Tinggi Tipikor hukumannya sudah ditambah enam bulan, pasal yang diputus belum sesuai,” papar Kepala Kejari Sragen, Victor Saut Tampubolon melalui Kasie Pidana Khusus (Pidsus), Yasin Joko Pratomo, Kamis (21/11).
Menurut Yasin, langkah kasasi ditempuh karena putusan hakim Pengadilan Tipikor juga belum seperti apa yang diyakini oleh JPU. Di mana, pada putusan Pengadilan Tipikor 13 November 2013 lalu, majelis hanya menyatakan perbuatan korupsi dana Bansos Ponpes yang dilakukan mantan Wakil Ketua DPRD Sragen asal PKB itu melanggar pasal subsider pasal 3 UU Tipikor No 31/1999 juncto UU No 20/2001 yakni menyalahgunakan wewenang dan jabatan.
Pertimbangan hakim ini bertolak belakang dengan keyakinan jaksa yang menilai perbuatan terdakwa memenuhi unsur untuk dijerat dengan pasal primer, yakni pasal 2 yang intinya melakukan korupsi untuk memperkaya diri sendiri. Atas dasar itu, meskipun hakim sudah menaikkan hukuman Alim dari 2,5 tahun menjadi tiga tahun, hal itu masih dirasa belum memenuhi unsur keadilan. “Memang hukumannya sudah lebih berat. Tapi kami tetap belum sependapat dengan hakim soal pasal yang diterapkan. Menurut hakim, pasal yang terbukti pasal 3, sedangkan kami meyakini perbuatan terdakwa memenuhi unsur dijerat pasal 2,” urainya.
Terpisah, penasihat hukum Alim, YB Irpan mengaku hingga kini pihaknya belum menerima pemberitahuan tertulis terkait putusan Pengadilan Tipikor Jateng yang menaikkan hukuman kliennya tersebut. Pihaknya mengaku masih akan menunggu perkembangan lebih lanjut mengingat jaksa juga masih melakukan upaya kasasi ke MA.
Saat ditanya apa langkah atau kemungkinan upaya hukum yang akan dilakukan, pihaknya juga masih menunggu konfirmasi dari kliennya yang saat ini masih mendekam di LP Kedungpane, Semarang. “Kami belum bisa komentar karena jaksa melakukan kasasi. Paling nanti menunggu bagaimana putusan kasasinya. Klien kami juga belum memberi tahu apa-apa,” tegasnya.
Sumber : Joglosemar.co

PENIPUAN SRAGEN : Nopol Honda Vario Pelaku Palsu!

SragenNEWS – Nur Aini, menjadi korban penipuan di Sragen, Minggu (17/11/2013). Pelaku menggunakan Honda Varia pelat nomor polisi AD 2524 ZV. Nopol tersebut diduga palsu.
Nur Aini merupakan juragan parfum dan obat herbal. Uang Rp70 juta amblas dibawa sang pelaku yang tak lain pelanggannya.
Kasubbag Humas Polres Sragen, AKP Sri Wahyuni, mewakili Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando, saat dihubungi Solopos.com Minggu (17/11), menuturkan korban dan pelaku sudah kenal selama tiga bulan.
Pelaku sering ke rumah korban untuk kulakan. Pelaku diduga memanfaatkan kedekatan dan kepercayaan korban. Hasil penyelidikan menyatakan plat nomor sepeda motor diduga palsu karena plat milik sepeda motor Suzuki dan bukan Honda.
Sri Wahyuni membeberkan ciri-ciri pelaku berperawakan sedang, tinggi sekitar 170 cm, kulit putih, telinga lebar, rambut bergelombang, mengenakan celana hitam, baju kotak-kotak, jaket kulit warna hitam dan helm hitam. Pelaku diduga lari ke barat atau Solo dan sekitarnya.
“Pelaku tahu korban membawa Rp70 juta. Kami sudah menyebar informasi ke 20 polsek di Sragen. Kami berupaya melacak hp pelaku menggunakan GPRS. Kami juga melakukan pengejaran dan penutupan akses. Warga hati-hati dan jangan mudah percaya modus kedekatan untuk menguasai harta orang lain sering terjadi. Apabila melihat kendaraan dan orang dengan ciri-ciri tersebut silakan melapor ke polisi terdekat. Kami belum bisa menyimpulkan pelaku melakukan tindakan itu kali pertama atau tidak.”.
Sumber : Solopos.com

92.215 e-KTP Dilaporkan Rusak dan Diubah

SragenNEWS – Sebanyak 92.215 Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) di Kabupaten Sragen diusulkan pergantian atau revisi ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Selain akan diubah karena perubahan status atau mutasi, puluhan ribu e-KTP tersebut diusulkan pergantian karena rusak, salah cetak, dan adanya tambahan baru dari wajib KTP pemula.
Data tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Sragen, Purwadi Joko Haryanto. Kepada Joglosemar Minggu (17/11), ia mengatakan pihaknya sudah mengajukan permohonan blangko untuk 92.215 e-KTP yang diusulkan pergantian.
Dari catatan di dinasnya, ajuan perubahan didominasi oleh pemilik e-KTP yang mengajukan pindah alamat dengan angka mencapai 45.123 orang, disusul warga yang mengajukan pindah datang sebanyak 21.975 orang. Kemudian, perubahan karena e-KTP rusak dan salah cetak mencapai 12.000 dan perubahan status sebanyak 702 orang, dan terakhir pengajuan untuk wajib KTP pemula sebanyak 12.415 orang.
“Total data yang kita ajukan permohonan blangko ke pusat ada 92.215 orang. Mayoritas karena adanya perubahan alamat akibat pindah domisili serta rusak atau salah cetak. Kita ajukan ke pusat karena untuk sementara, perubahan e-KTP yang tidak sesuai maupun pengajuan pencetakan e-KTP baru, semuanya ditangani langsung oleh pusat,” paparnya.
Menurutnya, untuk e-KTP yang diusulkan diganti atau diubah memang harus melalui mekanisme pengajuan permohonan blangko terlebih dahulu. Jika blangko sudah turun, maka baru dilakukan perekaman ulang sesuai dengan data yang benar atau kehendak pemilik. Namun, ia mengaku belum bisa memprediksi kepastian apakah semua permohonan itu dikabulkan pusat atau tidak. Begitu pula soal waktunya juga belum bisa diketahui.
“Kalau ada usulan pergantian atau permintaan e-KTP, kewajiban daerah itu hanya mengusulkan ketika nanti disetujui dan dikirim blangko, baru dilakukan perekaman. Pencetakannya juga di pusat sana. Tapi waktunya memang lama, biasanya bisa sampai dua tiga bulan,” terangnya.
Sementara, Sekretaris Dinas, Wahyu L Wiyanto menambahkan dengan kewenangan proses e-KTP tersentral di pusat, pihaknya berharap masyarakat bisa sabar menunggu proses yang harus dilalui. Pasalnya, saat ini daerah memang tidak berdaya karena semua proses e-KTP mulai dari pengajuan blangko dan pencetakannya langsung ditangani di Jakarta.

Juragan Parfum Kena Tipu, Rp70 Juta Hilang

SragenNEWS – Penipuan terjadi di Sragen, Minggu (17/11/2013) pagi. Korbannya juragan parfum, Nur Aini, 60, warga Dukuh Ngundakan RT 002 Glonggong, Sragen. Uang Rp70 juta milik Aini pun melayang dibawa sang pelaku.
Pelaku tak lain merupakan salah satu pelanggan dari Klaten mengaku bernama Fery, 35. Pelaku mengaku pedagang Sembako di daerah Prambanan tepatnya Utara Candi Prambanan itu menggunakan sepeda motor Honda Vario plat nomor AD 2524 ZV.
Informasi yang dihimpun Solopos.com, dari Polres Sragen pelaku memanfaatkan kepercayaan korban sehingga dapat melarikan uang Rp70 juta. Padahal uang akan digunakan korban kulakan minyak wangi atau parfum di Solo.
Kejadian bermula saat Fery bertandang ke rumah Nur sekitar pukul 07.00 WIB. Fery mengaku ingin kulakan minyak wangi dan obat herbal. Nur tidak menaruh curiga karena Fery salah satu pelanggan barang dagangan. Pelaku sudah mampir ke rumah kali keenam sejak tiga bulan terakhir.
Di tengah perbincangan, Nur mengatakan akan ke Solo kulakan minyak wangi dan obat herbal. Nur berinisiatif nunut sepeda motor yang dibawa Fery. Nur ingin bonceng hingga jalan Sragen-Solo di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tunjungan.
Nur bergegas mencangklong tas perempuan diduga berisi uang Rp70 juta untuk kulakan. Pelaku pun diduga mengetahui isi tas. Di tengah perjalanan Nur mengatakan hendak mampir Pasar Gondang membeli makanan karena belum sarapan. Fery menuruti keinginan dan menurunkan Nur di depan Pasar Gondang.
Saat itu Fery mengeluarkan tipu muslihat. Dia meminta Nur tidak membawa tas ke dalam pasar melainkan menyimpan di bawah jok sepeda motor. Fery beralasan waspada terhadap tuyul yang diduga berkeliaran di pasar.
Korban sempat menaruh curiga meskipun akhirnya menyerahkan tas kepada pelaku. Korban meminta pelaku tidak menggondol tas. Namun pelaku berhasil meyakinkan korban. Maka korban melenggang ke pasar dan keluar setelah lima menit.
Nur kaget karena Fery tidak di tempat. Dia memutuskan pulang karena handphone miliknya tertinggal di rumah. Ternyata Fery pun tidak kembali ke rumahnya.
Sumber : Solopos.com

Ganti Rugi Proyek Tol Solo-Mantingan, 6 Warga Krikilan Ngotot Pertahankan Aset

SragenNEWS – Sebanyak enam warga di Dukuh Pandak, Desa Krikilan, Masaran, Sragen yang berada di jalur proyek tol Solo-Mantingan, ngotot mempertahankan tanah dan bangunan mereka dan tidak akan melepasnya. Pasalnya, mereka menilai perhitungan ganti rugi terhadap aset tanah dan bangunan mereka asal-asalan dan terkesan lebih rendah dibanding yang lainnya.
Herman Samuel, warga Dukuh Pandak RT 2, Desa Krikilan yang menolak ganti rugi mengaku tetap tidak akan melepaskan tanah dan bangunan miliknya meskipun warga lain sudah melepaskan jauh-jauh hari. Sikap itu terpaksa diambil karena menurutnya nilai ganti rugi yang diberikan untuk aset miliknya dinilai tidak sesuai dengan nilai taksirannya saat ini.
“Harga tanah disamaratakan Rp 375.000 per meter persegi dan harga bangunan dibedakan sesuai dengan kondisinya masing-masing. Rumah saya yang masuk kategori permanen hanya dihargai Rp 206 juta. Tapi rumah milik tetangga saya yang semi permanen dan luasnya lebih kecil malah dihargai Rp 217 juta,” ujarnya ditemui di rumahnya, Jumat (15/11).
Ia menuturkan sebenarnya tak berniat mempersulit atau menghalangi niat pemerintah pusat dalam melakukan pembebasan lahan untuk proyek tol. Namun yang menjadi ganjalannya adalah perhitungan harga dari Panitia Pengadaan Tanah (P2T) yang menurutnya kurang sesuai dengan nilai bangunan yang sebenarnya. “Pasaran harga tanah di sekitar desa sini sudah sampai Rp 400.000 –Rp5 00.000 per meter persegi. Tapi nilai ganti rugi P2T hanya Rp 375.000 per meter persegi,” urainya.
Senada, warga Dukuh Pandak, Hari juga menolak lantaran menilai penghitungan ganti rugi pembebasan lahan oleh P2T terkesan tidak objektif. Bangunan rumah yang lebih kokoh justru dihargai lebih kecil dibandingkan bangunan rumah yang konstruksi dan kondisinya lebih jelek.
Terpisah, Camat Masaran, Wisarto Sudin membenarkan jika masih ada beberapa warga di Desa Krikilan yang belum mau melepas tanahnya karena bertahan dengan keinginan meminta kenaikan harga ganti rugi. Menurutnya, harga ganti rugi tanah sudah ditetapkan oleh P2T dan kemungkinan besar juga tidak akan bisa dinaikkan lagi. “Kelihatannya harga tanah yang diajukan P2T memang segitu dan tidak bisa dinaikkan lagi. Kemarin solusinya mereka diberi kesempatan agar konsultasi dengan P2T sendiri. Tapi kalau memang tidak mau melepas, ya nanti kan ada proses persidangan,” terangnya.
Berdasarkan data, sejauh ini untuk wilayah Masaran khususnya Desa Krikilan, tinggal enam warga yang belum mau melepas dan beberapa warga di Desa Karangmalang. Sementara untuk warga lainnya sudah menerima ganti rugi. Begitu pula untuk desa-desa lain yang terkena proyek itu, mayoritas sudah sejak lama menuntaskan ganti rugi.
Sumber : Joglosemar.co

Pendaerahan E-KTP Belum Jelas, Dispendukcapil Waswas

SragenNEWS – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Sragen mendesak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) segera memberikan kejelasan terkait kelanjutan pencetakan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) setelah akhir tahun 2013.  Pasalnya, belum adanya kejelasan mengenai wewenang pencetakan pasca-2013 membuat daerah kini dihantui kekhawatiran.
Kepala Dispendukcapil Sragen, Purwadi Joko Haryanto mengatakan pemerintah pusat harus segera memberikan penjelasan bagaimana tindak lanjut pencetakan e-KTP di daerah setelah selesainya program e-KTP nasional Desember 2013 ini. Hal itu menjadi penting sebagai antisipasi daerah dalam melayani permintaan pembuatan e-KTP mulai Januari 2014 nanti.
“Sesuai kebijakan pusat, pembuatan KTP reguler (biasa) kan hanya berlaku sampai Desember 2013. Setelah itu yang berlaku secara nasional hanya e-KTP. Sementara selama ini pencetakan e-KTP hanya di pusat dan belum tentu dua tiga bulan selesai. Nah, kalau sampai akhir 2013 belum ada kepastian, bagaimana dengan warga yang ingin membuat e-KTP di tahun 2014 nanti,” ujarnya didampingi Sekdin, Wahyu L Wiyanto, Jumat (15/11).
Menurut Joko, kepastian pencetakan e-KTP 2014 diperlukan karena menyangkut pelayanan kepada masyarakat. Pasalnya, selama ini di daerah selalu mengupayakan pelayanan KTP sehari jadi. Jika pencetakan e-KTP 2014 tetap disentralkan di pusat dan memakan waktu 3-4 bulan, maka hal itu akan rentan memicu protes warga.
Selain itu, jika tidak ada kebijakan pelimpahan pencetakan di daerah, maka akan semakin menyulitkan masyarakat yang ingin mengajukan perubahan e-KTP karena mutasi, salah cetak, atau perubahan lainnya. Mengingat pentingnya persoalan ini, Joko mengaku akan membawa poin ini pada saat Rakor di provinsi dan Kemendagri pekan depan.
“Yang namanya KTP itu kan ibarat senjata utama dalam semua urusan administrasi apapun. Nah, kalau ada yang penting dan sangat butuh disuruh nunggu tiga bulan baru jadi, nanti kami juga yang disalahkan,” terangnya.
Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah segera memastikan jika memang pencetakan 2014 dilimpahkan ke daerah, bagaimana pengadaan alat pencetakannya. Dengan demikian, daerah juga bisa menyiapkan sejak sekarang, sehingga ketika memasuki awal 2014 pelayanan sudah bisa berjalan maksimal.
Sumber : Joglosemar.co

Cara Ampuh Untuk Meningkatkan Jumlah Sperma

SehatNEWS – OLAHRAGA tidak hanya bermanfaat untuk kebugaran dan kesehatan fisik. Salah satu aktivitas fisik ini ternyata juga dapat meningkatkan jumlah sperma pria, sehingga memperbesar kemungkinan pasangan memiliki keturunan.
Penulis penelitian, sekaligus mahasiswa kedokteran di The Harvard School of Public Health, Audrey Gaskins mengatakan bahwa pria yang menghabiskan waktu bekerja atau beraktivitas di luar ruangan rata-rata cenderung memiliki konsentrasi sperma lebih tinggi dalam air mani.
Pria yang berolahraga selama tujuh jam atau lebih per minggu atau pada dasarnya satu jam dalam sehari, mereka memiliki konsentrasi 48 persen lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang kurang berolahraga,”kata Gaskins, dikutip Newsmaxhealth.
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa jenis kegiatan tertentu juga bisa meningkatkan jumlah sperma, lebih dari kegiatan lainnya. Menurut Gaskins, kegiatan di luar ruangan dan angkat besi tampaknya menjadi pendorong hubungan antara kegiatan intensitas menengah hingga berat dan konsentrasi sperma.
Ia menambahkan, pria yang menghabiskan satu setengah jam lebih setiap minggu terlibat dalam aktivitas fisik di luar ruangan memiliki konsentrasi sperma 42 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak menghabiskan di luar ruangan.
Sementara, pria melakukan aktivitas angkat besi yang menghabiskan dua jam atau lebih seminggu mengalami peningkatan 25 persen dalam jumlah sperma mereka. Hal ini tentunya lebih baik dibandingkan pria yang tidak mengangkat beban.
“Angkat berat telah terbukti untuk meningkatkan tingkat testosterone dan meningkatkan sensitivitas insulin. Keduanya itu berhubungan dengan konsentrasi sperma yang lebih tinggi,”tandasnya.

Tujuh Manfaat Sehat Konsumsi Jus Bayam

SehatNEWS – Banya sekali yang bisa dirasakan seseorang bila mengonsumsi jus bayam secara teratur. Berikut manfaat kesehatan yang didapat begitu Anda mengonsumsi jus bayam.
?Bayam itu penuh vitamin, mineral, dan zat besi yang baik untuk tubuh. Sementara itu, jus bayam juga dikemas dengan kebaikan nutrisi dan antioksidan yang berharga. Apalagi jus bayam yang Anda konsumsi ditambah dengan  sayuran lainnya, hal itu bisa membuat “keajaiban” untuk tubuh.
?Terkejut mengetahui hal itu dan ingin mendalami beberapa manfaat dari jus bayam? Berikut ulasan lengkapnya, seperti dilansir Magforwomen.
Membantu untuk mengobati sembelit
?Jus bayam kaya akan kandungan serat, hal ini membantu seseorang untuk mengurangi masalah sembelit kronis. Selain itu, jus bayam juga melawan masalah pencernaan. Jus bayam yang diolah dalam bentuk alami, baik untuk mengobati sakit maag dan radang usus. Bukan hanya itu, meminum jus jenis ini juga membantu membangun sistem kekebalan tubuh secara sehat.
Membantu mengurangi nyeri sendi
?Jus bayam memiliki kandungan vitamin K yang tinggi, sehingga memberikan tingkat kalsium yang baik bagi tubuh. Di mana hal itu baik untuk mengurangi kondisi arthritis dan nyeri sendi. Di samping itu, jus bayam yang ditambah dengan biji rami juga membantu untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan osteoporosis dan asupan jus bayam secara teratur akan mencegah nyeri sendi.
Membantu untuk meningkatkan penglihatan
Jus bayam kaya akan kandungan vitamin A, sehingga membantu untuk mengurangi masalah kebutaan saat malam hari. Jus bayam juga kaya karotenoid yang membantu mencegah katarak. Terlebih bila Anda minum jus bayam secara teratur, hal itu bisa membantu untuk meningkatkan fungsi penglihatan mata dan efektif dalam mengobati ketegangan mata.
Membantu untuk mengobati anemia
?Jus bayam tinggi kandungan zat besi. Hal itu membantu memberikan bantuan yang efektif untuk penderita anemia. Selain itu, juga membantu untuk membangun sel-sel darah baru dalam tubuh. Lantaran kaya akan zat besi, jus bayam juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Jus bayam yang ditambah dengan jus wortel bisa membantu untuk memerangi masalah anemia pada wanita.
Membantu untuk melawan pendarahan gusi
?Jus bayam itu tinggi akan kandungan vitamin C. Meminum asupan jus secara teratur bisa membantu memberikan bantuan yang efektif dari masalah gusi berdarah. Hal itu juga membantu untuk membangun kekebalan yang kuat. Bukan hanya itu, karena kaya kandungan vitamin C, jus bayam bisa membantu untuk melawan pilek dan flu dalam tubuh.
Membantu menurunkan tekanan darah tinggi
?Jus bayam kaya akan kandungan mangan di mana hal itu bisa dikonsumsi untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Asupan jus bayam sekali atau dua kali sepekan bisa memertahankan tingkat tekanan darah tetap normal dalam tubuh.
Membantu menjaga kesehatan kulit
?Karena jus bayam kaya akan kandungan asam folat, jus ini baik untuk menyehatkan kulit. Meminum jus ditambah sayuran lainnya setiap hari bisa membantu seseorang melawan jerawat pada kulit. Jus bayam juga memiliki tingkat antioksidan yang tinggi, yang baik juga untuk kulit. Di mana hal itu bisa membantu untuk mencegah tanda-tanda penuaan pada kulit.

Kejari Sragen: Perdamaian Tak Pengaruhi Proses Hukum

SragenNEWS – Tim Kejari Sragen yang menangani berkas perkara tindak pemerasan yang dilakukan oleh anggota Satuan Binmas Polres Sragen, Aipda Siswoyo (43), menegaskan penanganan berkas perkara tersebut tetap berlanjut. Kendati sudah ada pernyataan damai dari pelaku dan pihak korban, hal itu tidak berpengaruh pada penanganan perkara.
Hal itu ditegaskan oleh Kepala Kejari Sragen, Victor Saut Tampubolon melalui Kasie Pidana Umum (Pidum), Ismail Fahmi, Rabu (13/11). Menurutnya, saat ini berkas perkara kasus tersebut sudah masuk ke jaksa dan tinggal menunggu proses pengajuan ke Pengadilan Negeri (PN) Sragen. Jaksa yang menangani berkas perkara itu juga sudah ditunjuk dan dalam waktu dekat berkas akan segera dinaikkan ke PN.
Ia juga mengatakan bersamaan dengan pelimpahan berkas, juga dilampirkan berkas surat pernyataan damai yang dibuat oleh korban dan pelaku. Di dalam surat pernyataan damai itu dicantumkan salah satu pertimbangan bahwa pelaku merupakan tulang punggung ekonomi keluarga dan memiliki tiga anak yang masih kecil-kecil.
Namun keberadaan pernyataan damai itu, menurut Fahmi, tidak serta merta menggugurkan proses penanganan perkara. Sebaliknya, penanganan perkara tetap akan berlanjut mengingat perkara tersebut bukan delik aduan. Menurutnya, berkas damai itu kemungkinan hanya akan menjadi bahan pertimbangan bagi jaksa dan majelis hakim dalam menyusun tuntutan atau menjatuhkan vonis hukuman.
“Ya, kemarin memang dilampirkan juga surat pernyataan damai. Tapi itu tidak akan menghentikan perkara. Biasanya nanti itu bisa jadi salah satu pertimbangan yang akan meringankan hukuman terdakwa,” urai Fahmi.
Sekalipun sudah ada upaya damai, Fahmi menegaskan tindakan yang dilakukan terdakwa Aipda Siswoyo merupakan tindak pidana dan tetap akan diproses hukum. Namun, soal sanksi kode etik atau kemungkinan pemecatan, hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan internal Polres.
Seperti diketahui, Aipda Siswoyo yang tinggal di Perum Margoasri RT 34, Puro, Karangmalang tertangkap warga saat merampas dompet berisi uang Rp 955.000 milik Sri Lestari (28), warga Karangmalang di jalan persawahan Dukuh Sidodadi, Desa Pelemgadung, Karangmalang, beberapa waktu lalu dengan dalih memeriksa surat-surat kendaraan korban.
Sumber : Joglosemar.co

Ketua DPRD Sragen Gelontor Dana Pengecoran Jalan

SragenNEWS – Ketua DPRD Sragen Sugiyamto Memberikan Bantuan Pemngecoran Jalan Untuk Masyarakat Kuyang Kliwonan, Masaran , Sragen.

Hal ini disampaikan Sugiyamto Saat Menghadiri Pertamuan Di Desa Kuyang rt 05, Kliwonan , Masaran Sragen , Kamis (14/11) malam. Dihadapan Warga dan Tokoh Masyarakat kuyang, Sugiyamto Mengatakan ia akan menyisihkan dana aspirasinya untuk pengecoran jalan di dukuh tersebut.

Politisi asal PDI Perjuangan itu berharap dengan adanya pengecoran jalan tersebut, perekonomian dan kesejahteraan warga sekitar bertambah semakin maju.

Masyarakat Kuyang , Kliwonan, Masaran, menyambut baik hal tersebut. Menurut warga sekitar, memang seharusnya jalan gang di dukuh mereka harus segera diperbaiki, mengingat kondisi jalan sudah rusak. “Apalagi sekarang musim penghujan, jalan semakin becek sehabis hujan,; Ujar salah satu warga”.

Perbaikan Jalan 196 Desa di Sragen Digelontor Rp 9,6 M

SragenNEWS – Pemkab Sragen akan menggelontorkan dana program percepatan pembangunan infrastruktur desa ke 196 desa dengan anggaran total Rp 9,6 miliar pada akhir tahun 2013 ini. Guna mencegah penyimpangan dana yang difokuskan untuk perbaikan jalan, talut, dan jembatan desa itu, tim verifikasi Pemkab akan memonitor setiap tahapan pengajuan dana.
Kepala Bagian Pemerintahan dan Pertanahan Setda Sragen, Suwandi mengatakan dana Rp 9,6 miliar itu merupakan alokasi di APBD Perubahan 2013. Masing-masing desa akan mendapat Rp 100 juta yang dipergunakan untuk mempercepat pembenahan infrastruktur desa, utamanya jalan dan talut. Nominal ini meningkat 100 persen dari tahun lalu yang masing-masing desa hanya Rp 50 juta.
Seluruh dana saat ini sudah disiapkan dan tinggal menunggu kelengkapan administrasi termasuk kesiapan rekening dari desa. Diperkirakan akhir November ini, dana sudah bisa cair. Mekanisme pencairannya akan melalui tiga tahapan. Tahap pertama 0 persen dicairkan Rp 30 juta, lalu tahap kedua ketika progres fisik proyek minimal sudah 50 persen dicairkan Rp 40 juta, dan tahap terakhir baru dicairkan Rp 30 juta terakhir atau 100 persen.
“Prioritasnya untuk perbaikan jalan desa. Pelaksanaannya biasanya dua minggu sudah selesai. Ini dana sudah siap tinggal nunggu rekening dari desa,” ujarnya di sela-sela sosialisasi pencairan dan pelaksanaan program tersebut di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Selasa (12/11).
Kabid Perencanaan Teknik dan Tata Ruang DPU Sragen, Hutomo Ramelan menguraikan untuk memaksimalkan pelaksanaan program itu, Pemkab juga membentuk tim teknis dan supervisi dari DPU dan Bagian Pembangunan Setda. Tim ini yang akan melakukan monitoring dan pengecekan ke lokasi proyek di 196 desa guna melihat perkembangan pelaksanaan setiap tahapan. Selain mengecek kesesuaian, supervisi dilakukan untuk menghindari kemungkinan tindak penyimpangan di lapangan.
“Jadi sekecil apapun penyimpangan akan termonitor. Karena setiap tahapan selesai, kami akan cek ke lapangan langsung, kalau sesuai kita buatkan rekomendasi ke Bupati untuk pencairan tahap berikutnya. Tapi secara umum program tahun 2012 lalu semuanya juga beres. Bahkan, banyak yang over karena tambahan swadaya masyarakat. Misalnya, mestinya hanya dapat 600 meter akhirnya bisa jadi 1 kilometer,” terangnya.
Sementara, saat memberi arahan ke kepala desa dan camat, Bupati Agus Fatchur Rahman meminta agar amanah program untuk memperbaiki jalan itu dijalankan dengan baik dan dikerjakan dengan semangat gereget membangun Sukowati.

Kasus Bansos 101 Sekolah Diusut, Mafia “Kejagung” Gentayangan

SragenNEWS – Mencuatnya indikasi korupsi dalam proyek dana bantuan sosial (Bansos) pendidikan APBD Provinsi Jateng tahun 2010/2011 yang mengalir ke 101 sekolah di Sragen, ternyata mulai dimanfaatkan oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk mencoba mengeruk keuntungan. Modus yang digunakan, si oknum itu menelepon dan menakut-nakuti kepala sekolah (Kasek) dengan mengatasnamakan pejabat dari institusi Kejaksaan Agung (Kejagung) maupun Kejaksaan Tinggi (Kejati).
Teror telepon dengan mencatut institusi Kejagung dan Kejati itu merebak bersamaan dengan proses pengusutan dugaan indikasi korupsi dana Bansos pendidikan 101 sekolah swasta di Sragen yang saat ini tengah berjalan. Menurut informasi yang dihimpun Joglosemar, banyak Kasek yang sekolahnya masuk daftar penerima dana Bansos itu, mendadak ditelepon oleh orang yang mengaku dari Kejagung. Namun, sejauh ini telepon baru bersifat setengah teror dan belum sampai mengarah pada permintaan materi atau uang.
Maraknya telepon dari mafia “Kejagung”itu juga dibenarkan oleh Kasie Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Sragen, Yasin Joko Pratomo. Kepada Joglosemar, Minggu (10/11), ia mengatakan sejak penanganan kasus ini, sejumlah Kasek memang mengaku sempat ketakutan karena merasa diteror telepon gelap dari orang yang mengatasnamakan Kejagung dan  Kejati. Mereka yang menjadi sasaran adalah para Kasek yang tidak bisa datang saat dipanggil menjalani pemeriksaan oleh Kejari.
“Ya, ada yang mengadu kalau ditelepon oleh seseorang dengan mengatasnamakan dari Kejagung. Makanya kami juga hati-hati dan tetap mengimbau agar para Kasek atau siapa pun yang mendapat telepon seperti itu tidak usah ditanggapi,” paparnya.
Menurut Yasin, modus telepon gelap dengan mengatasnamakan institusi Kejagung maupun Kejati itu jelas modus penipuan. Pasalnya, proses penanganan kasus ini tidak pernah melibatkan Kejagung. Kemudian, selama ini tahapan pemanggilan Kasek juga selalu disampaikan melalui surat panggilan tertulis dan tidak pernah lewat telepon. “Sekali lagi, kalau memang ada orang yang mengaku-aku dari Kejagung atau institusi yang mengatasnamakan kejaksaan, silakan laporkan ke kami,” tegasnya.
Seperti diberitakan, Kejari Sragen bersama Kejari di kabupaten seluruh Jateng saat ini tengah mengintensifkan penyelidikan terhadap dugaan korupsi penggunaan dana Bansos APBD Provinsi Jateng. Di Sragen ada 101 sekolah swasta dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK yang mendapat dana itu, dan sejak pekan lalu para Kaseknya telah dipanggil dan diperiksa secara bertahap. Jumlah Kasek yang sudah diperiksa mencapai 70-an orang.
Sumber : Joglosemar.co

15.000 STNK Ngantre, Jam Layanan Ditambah

SragenNEWS – Sebanyak 40.000 berkas pengajuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang tertunda dan menumpuk akibat kekosongan blangko yang terjadi pada awal 2013 lalu, akhirnya sudah bisa dicetak. Namun untuk mengantisipasi membeludaknya pengambilan, Kantor Samsat tetap menerapkan pengambilan sesuai jadwal yang tertera kendati dengan konsekuensi memperpanjang jam pelayanan pengambilan.
Hal itu diungkapkan oleh Kasat Lantas Polres Sragen, AKP Dudi Pramudia melalui Baur STNK, Aiptu Bawani. Kepada Joglosemar Sabtu (9/11), ia mengungkapkan pelayanan STNK yang sempat terhambat kekosongan blangko, sudah kembali normal sejak September lalu.
Namun karena sudah terlanjur menumpuk hampir 40.000 berkas, pasokan blangko yang dibutuhkan pun juga melonjak menyesuaikan jumlah kebutuhan. Menurutnya, sejak awal September lalu, setiap dua pekan sekali jumlah pengajuan blangko STNK ke pusat hampir mencapai 6.000 lembar. Lonjakan ini dikarenakan selain melayani pembuatan STNK reguler, juga untuk mencetak puluhan ribu STNK yang tertunda sejak Januari-Agustus.
“Pertama kemari kami dapat 10.000 lembar, lalu dapat tambahan lagi 4.000. Kemudian setiap dua minggu sekali kita dapat 6.000 lembar. Dulu ketika normal, biasanya kirimannya satu bulan sekali 6.000 lembar,” paparnya.
Ia menguraikan untuk layanan perpanjangan STNK reguler, saat ini sudah normal dan bisa dicetak pada hari itu juga. Sedangkan untuk permohonan Januari-Agustus yang sempat tertunda, juga sudah bisa dicetak kembali.
Namun karena pertimbangan efektivitas pelayanan dan menghindari membeludaknya antrean, pengambilan STNK yang tertunda itu tetap menyesuaikan jadwal yang sudah tertera di lembar pemberitahuan STNK lama.
Lebih lanjut, dijelaskan Bawani, hingga pekan pertama November ini, STNK tertunda yang sudah diambil mencapai 25.000 lembar, sehingga masih menyisakan 15.000 lembar. Guna mengoptimalkan pelayanan, setiap hari jam layanan pengambilan STNK juga diperpanjang menyesuaikan habisnya antrean. Ia juga menegaskan pengambilan STNK yang tertunda tidak dikenakan biaya apapun. “Kadang sampai jam 17.00 WIB sore baru selesai. Yang penting, sampai pemohon terakhir hari itu terlayani,” tegasnya.
Sumber : Joglosemar.co

5 Kios Pemasok Miras di Sragen Dikosek

SragenNEWS – Jajaran Polsek Gemolong bersama Muspika kecamatan setempat menggelar operasi penyakit masyarakat (Pekat) besar-besaran dengan sasaran lokasi penjualan minuman keras (Miras) di wilayah setempat, Jumat (8/11). Hasilnya, polisi sukses mengamankan sedikitnya 90 liter Miras jenis ciu siap edar.
Kapolsek Gemolong, AKP Agung Ari Purnowo mewakili Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando mengatakan 90 liter ciu itu disita dari tiga kios remang-remang yang ada di Terminal Gemolong. Selain itu, minuman terlarang itu juga diamankan dari dua kios di Stasiun Gemolong.
Operasi digelar mulai pukul 11.00 WIB dengan menyisir sejumlah kios dan toko kelontong yang dicurigai menyimpan atau menjual Miras. Saat menyisir di kios Terminal Gemolong, polisi mendapati 30 liter ciu dari kios milik Anton Widodo (32), warga Karangasem RT 3, Tanon, Sragen. Kemudian menyita 8,5 liter ciu dari kios milik Joko dan 7,5 liter ciu dari warung milik Heru Maryanti yang sama-sama berada di kompleks terminal.
Setelah sukses di terminal, polisi kemudian melanjutkan penyisiran ke kios-kios di kawasan Stasiun Gemolong yang selama ini juga ditengarai menjadi agen penyedia Miras. Hasilnya, aparat kembali mendapati dua kios yang menjual Miras jenis ciu. Dua kios itu masing-masing milik Warsiti dengan barang bukti Miras yang disita sebanyak 4,5 liter, serta dari warung milik Jipang yang menyimpan 39 liter ciu.
Menurut AKP Agung, seluruh Miras hasil operasi siang itu kemudian dibawa ke Mapolsek untuk diamankan sebagai barang bukti. Sementara, kepada pemiliknya juga didata, dimintai keterangan, dan kemudian dilakukan pembinaan agar tidak mengulangi lagi.
“Semua barang bukti Miras hasil operasi ini langsung kami limpahkan ke Polres Sragen berikut datanya. Operasi Pekat seperti ini memang menjadi agenda rutin dan akan terus kami intensifkan untuk menekan peredaran Miras, utamanya di kawasan Gemolong yang selama ini menjadi barometer wilayah Sragen bagian barat,” paparnya.
Sumber : Joglosemar.co

Pagar Padepokan Santri Luwung Dirusak

SragenNEWS – Bangunan pagar Padepokan Santri Luwung di Dukuh Bedowo, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo dilaporkan dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab, Minggu (10/11). Pagar setinggi 2,5 meter yang konon dibangun dengan dana hampir Rp 5 miliar itu dirusak dengan cara dihancurkan bagian tengahnya hingga sebanyak 47 titik.
Lokasi pagar yang dirusak hampir 2/3 dari total pagar yang mengelilingi kompleks padepokan pimpinan Gus Antok tersebut. Diperkirakan panjang pagar yang dirusak mencapai 1 kilometer, meliputi seluruh pagar sebelah utara dan sebelah barat dengan nilai kerugian ditaksir di atas Rp 1 miliar.
Pantauan Joglosemar, kerusakan menghiasi sepanjang pagar utara hingga ke barat sampai pojok selatan. Hampir di sepanjang pagar itu terdapat bekas lubang berdiameter antara 50 sentimeter hingga 1 meter dengan bongkahan batu bata dan material berserakan di bawahnya. Hanya pilar dan kuncup saja yang dibiarkan masih berdiri.
Tidak hanya itu, puluhan lampu yang dipasang di kuncup sekeliling pagar juga raib dan hancur. Di sisa pagar bagian utara dan barat juga ditulisi coretan berbunyi “Bangunan musyrik, harus dihancurkan dan ini bukan Islam.”
Menurut warga Jambangan, Kandar (40), yang tiap hari melintasi jalan samping padepokan, sehari sebelumnya kondisi pagar masih utuh. Sehingga, ia menduga aksi perusakan terjadi pada malam hari antara Sabtu (9/11) malam hingga Minggu (10/11) dini hari.
Melihat konstruksi pagar yang terbuat dari batu bata paling mahal dengan desain kokoh serta tinggi, ia menduga pelakunya lebih dari satu orang dan perusakan dilakukan dengan benda tajam berukuran besar. “Kemarin saya lewat sini masih utuh, baru pagi ini (Minggu, 10/11) saya lewat sudah rusak dan dilubangi. Lihat bangunannya ini, kalau nggak pakai palu besar atau linggis nggak mungkin bisa hancur,” ujarnya ditemui di lokasi kejadian.
Salah satu pengikut Santri Luwung, Pujo Haryono juga mengaku baru tahu Minggu (10/11) pagi setelah dikabari temannya yang memberitahukan rusaknya pagar. Hal itu juga sudah disampaikan kepada pimpinannya, Gus Antok dan kemarin langsung dilaporkan ke Polres Sragen. Meski belum tahu motif dan pelakunya siapa, menurutnya, aksi perusakan itu sudah merupakan pelanggaran hukum.
Terpisah, Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando menyampaikan sudah menerjunkan tim untuk melakukan pengecekan di lokasi kejadian dan siap untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Mengenai taksiran kerugian, belum bisa diperkirakan karena masih dalam tahap penyelidikan. “Ini tim sedang menggali data dan mengecek kondisi di lapangan,” terangnya. Sejak pagi hingga sore kemarin, jajaran Polsek Sidoharjo yang dipimpin Kapolsek AKP I Ketut Putra, dibantu Polres serta Kodim 0725/Srg terus berjaga-jaga di lokasi sembari melakukan identifikasi serta penyelidikan.
Sumber : Joglosemar.co

Yayasan Milik Mantan Kadisdik Sragen Kecipratan Rp 150 Juta

SragenNEWS – Kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial (Bansos) pendidikan dari APBD Provinsi Jateng tahun anggaran 2010/2011 berpeluang merembet ke mana-mana. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, aliran dana Bansos yang ditengarai beraroma korupsi dan potongan itu juga mengalir ke sekolah swasta di bawah yayasan milik seorang mantan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sragen berinisial GS.
Ironisnya lagi, GS pula yang menjabat sebagai Kadisdik pada tahun anggaran 2010/2011 itu. Yayasan yang dimaksud adalah Yayasan Kosgoro. Berdasarkan data rincian 101 sekolah yang mendapat aliran dana Bansos itu, ada tiga sekolah berlabel Kosgoro yang masuk dalam daftar penerima dana. Yakni, SMK 1, 2, dan 3 Kosgoro. SMK 1 dan 2 berlokasi di Kecamatan Ngrampal, sedangkan SMK 3 berlokasi di Pengkok, Kedawung.
Menurut Kasie Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Sragen, Yasin Joko Pratomo, tiga SMK Kosgoro masing-masing mendapat kucuran Bansos Rp 50 juta. Namun dari tiga surat yang dilayangkan ke tiga sekolah itu, hanya SMK 3 Kosgoro yang tidak ada jawaban dan tidak ada perwakilan.
Dari data yang dihimpun di Dinas Pendidikan, sekolah berlabel Kosgoro itu ternyata merupakan sekolah swasta yang didirikan oleh Yayasan Kosgoro dan salah satu pendirinya diketahui adalah GS. Perihal ini, Yasin mengaku belum tahu jika SMK Kosgoro itu merupakan titisan dari yayasan yang dipimpin Kadisdik tahun 2010/2011 itu. “Kalau soal itu, saya nggak tahu. Setahu kami, dari data kami, SMK Kosgoro masing-masing dapat Rp 50 juta,” ujarnya.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kadisdik Sragen, Joko Saryono mengaku tidak tahu menahu perihal dana Bansos itu. Menurutnya, dirinya pada tahun 2010/2011 tidak menjabat di bagian yang mengurusi Bansos dan tidak tahu soal itu.
Sementara, Kepala SMP PGRI 10 Ngrampal, Suprapto yang merupakan salah satu sekolah penerima bantuan, mengatakan dirinya kemarin memang dimintai keterangan di Kejari. Namun karena baru menjabat sebulan terakhir, ia pun terpaksa mengontak Kasek lama yang bertugas pada tahun 2010/2011 yaitu Nining yang kini menjabat sebagai Kepala SMPN 2 Sambirejo.
Menurut keterangan Nining, SMP PGRI 10 Ngrampal mendapat Bansos sebesar Rp 25 juta yang diperoleh melalui bantuan Dinas Pendidikan. Dana itu diwujudkan dalam bentuk alat peraga untuk laboratorium IPA yang pengadaannya langsung dipegang oleh CV. “Jadi karena saya orang baru, ya jawaban saya berdasarkan keterangan Bu Nining,” terangnya.
Sumber : Joglosemar.co

KPU Targetkan Partisipasi Pemilih Pemilu 90%

SragenNEWS – KPU Sragen bertekad akan menekan angka golongan putih (Golput) serta memaksimalkan angka partisipasi pemilih pada pemilu tahun 2014 hingga angka 90 persen. Sementara dari tahapan rekrutmen calon relawan yang akan membantu sosialisasi, Jumat (8/11), lima calon dipastikan gugur karena tidak hadir dalam seleksi.
Anggota Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih KPU Sragen, Dodok Sartono mengatakan angka 90 persen bukan hal yang mustahil apabila semua unsur ikut berpartisipasi memaksimalkan peran sosialisasi dan pendidikan kepada masyarakat.
“Apalagi ini nanti juga ada bantuan dari 25 relawan yang akan melakukan sosialisasi dan pendidikan kepada komunitas masyarakat sasaran. Yang jelas, dengan dukungan semua elemen, baik partai politik, peserta pemilu, Caleg, dan semua pihak bahu membahu, saya rasa target 90 persen itu bisa tercapai,” paparnya, Jumat (8/11).
Menurut Dodok, angka partisipasi pemilih menjadi penting karena tingkat partisipasi masyarakat akan menunjukkan seberapa demokratis sebuah proses pemilu. Oleh karenanya, pihaknya berharap pemilu mendatang tidak hanya demokratis, tapi juga lebih berkualitas dalam arti masyarakat secara sadar memilih, bukan karena pertimbangan jangka pendek semata. “Jadi sosialisasi dan pendidikan pemilih itu juga untuk menyadarkan masyarakat. Sehingga mereka tidak lagi memilih hanya karena pertimbangan ganteng, cantik, uang, tapi benar-benar melihat kualitas dari sosok yang dipilih,” terangnya.
Terkait dengan target partisipasi pemilih, Ketua KPU Sragen, Ngatmin Abbas menambahkan pihaknya sudah mengirimkan data terbaru by name by address Daftar Pemilih Tetap (DPT) Sragen yang diunduh dari sistem informasi data pemilih (Sidalih) KPU pusat kepada Panwaslu dan Dispendukcapil. Untuk Dispendukcapil diharapkan data pemilih yang tidak disertai Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Keluarga (NKK) bisa diajukan agar diisi. Sedangkan kepada  Panwaslu diharapkan menjadi bahan data yang bisa dicermati, sehingga jika masih ada temuan data yang bermasalah dapat segera ditindaklanjuti.
Sementara, dari tahapan rekrutmen calon relawan KPU kemarin, dari total 37 yang dipanggil, lima di antaranya diketahui mangkir sehingga otomatis gugur. Sementara dari 32 yang diseleksi, nantinya akan dipilih 25 orang untuk menjadi relawan. Tugas relawan nantinya akan memaksimalkan sosialisasi terhadap lima sasaran komunitas yakni komunitas agama, perempuan, difabel, pinggiran, dan pemilih pemula.
Sumber : joglosemar.co