Ketua DPRD Sragen Kerja Bakti Di Gelaran Car Free Day (CFD)


Hariansragen.com  -  Terdapat pemndangan Berbeda pada momen Car Free Day (CFD) kemarin (9/12). Warga tidak hanya jalan dan bersepedamemadaati sepanjang jalan Raya Sukowati Sragen. Sebagian dari mereka bersih – bersih taman yang menghiasi jalan raya.
Mereka adalah aktivis Peduli Lingkungan yang Berperan aktif menjaga kelestarian di kota. Tak Hanya Aktivis Lingkungan, Namun Juga tokoh Masyarakat dan Ketua DPRD Sragen , Sugiyamto.SH juga terlibat.
Selain dalam rangka persiapan menyambut musim hujan, kegiatan tersebut juga perlu disosialisasikan agar kesehatan masyarakjat kian terjaga. “Hujan deras selama musim hujan dapat menjadi ancaman bagi lingkungan dan kesehata masyarkat, jika faktor kebersihan lingkungan tidak diperhatikan.” jelasnya.
Terkait menjaga kebersihan, pihaknya mengingatkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan masyarakat untuk memperbanyak penyediaan fasilitas tempat pembuangan sampah. sebab , dari pantauan yang dilakukan, selama ini keberadaan tempat sampah dibeberapa lokasi atau area terbuka masih jarang ditemui. “Selain faktor kebersihan lingkungan, fasilitas tempat sampah umum masih jarang ditemui. terutama dikawasan terbuka yang sering dijadikan tempat nongkrong.” Tambahnya. (Red)

Demo Partisipan PDI Perjuangan Di Alun - Alun Sragen

Harian Sragen-  Selasa 4 Desember 2012 , Ratusan Simpatisan Yang Mengatasnamakan dari Anggota PDI Perjuangan Sragen Berunjuk Rasa Di Alun - alun Sasono Langen Putro. Mereka Kecewa akan kinerja Ketua DPC PDI Perjuangan yang dirasa tidak Melaksanakan Amanah Partai.

Mereka Menyatakan Mundur dari keanggotaan Partai PDI Perjuangan apabila Kepemimpinan tidak Memperjuangkan Kepentingan Rakyat Kecil.

Para Simpatisan Dan Anggota Partai PDI Perjuangan Menyatakan Siap Kembali kedalam Keanggotaan Partai Apabila Ketua DPC PDI Perjuangan sudah melaksanakan Amanah Partai Memperjuangkan Kepentingan Rakyat. (Red/Pur)

PDS Dadi Peduli Memperingati HAS 2012 Di CFD Sragen

HARIAN SRAGEN - Hari AIDS Sedunia jatuh pada 1 desember 2012 diperingati oleh Pemuda dan Komunitas Di Sragen , Juga di ikuti oleh PDS Dadi Peduli, Minggu (2/12) Di Alun - Alun Kota Sragen.

PDS Dadi Peduli Prihatin atas maraknya kasus penderita HIV/AIDS yang bertambah dari tahun ke tahun. Tahun 2011 Tercatat 24 orang yang mengidap penyakit mematikan ini, dan pada tahun 2012 bertambah menjadi 89 orang yang terjangkit HIV/AIDS.

PDS Dadi Peduli berkomitmen untuk memberikan pelayanan Publik kepada masyarakat dengan memFasilitasi Ambulance gratis Kepada Siapa pun yang membutuhkan bantuan, dengan cara menghubungi Emergency Car PDS Dadi Peduli, hal ini di ungkapkan oleh Budi Rahmadi (Photo Dari Kiri Nomor 3 ) selaku Owner dari PDS Dadi Group.

Diharapkan dengan bantuan Ambulance gratis dapat ikut serta dalam membantu kesejahteraan masyarakat kurang mampu di kota Sragen. (Red/Pur)

Sugiyamto Menandatangani Spanduk HAS 2012 'Say No to AIDS'

HARIAN SRAGEN - Memperingati hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2012, gabungan pemuda yang terdiri dari pelajar dan komunitas  di sragen turun ke jalan , Minggu (2/12).

Mereka Membagikan Selebaran Tentang "Pencegahan AIDS' Dan Penandatanganan Spanduk Yang Berisikan AIDS Adalah Musuh Bersama.

Dalam Penandatanganan Tersebut Di ikuti oleh Komunitas Perempuan Sehat, PMR Kab. Sragen, PMR SMK N 2 Srage, PMR SMK N1 Sragen, PDS Dadi Peduli Dan Ketua DPRD Sragen (Sugiyamto).
Dalam Aksi tersebut diharapkan masyarakat sadar akan Bahaya dan Pencegahan AIDS. (Pur)

Berolahraga Di CFD, Sugiyamto Didaulat Ikut Mengkampanyekan AIDS

 HARIAN SRAGEN - Sebanyak 89 Orang di Kebupaten Sragen Dilaporkan Terjangkit Penyakit HIV/ AIDS sepanjang tahun 2012. Penderita penyakit mematika ini meningkat tajam dibanding tahun 2011 yang hanya 24 orang.

Tingginya penderita AIDS membuat beberapa komunitas mensosialisasikan Pencegahan penyakit AIDS tersebut. Shitoji, penyelenggara Sosialisasi 'Pencegahan AIDS'  mengatakan, Peran serta Seluruh masyarakat dan Pemerintah Harus ikut mengkampanyekan Bahaya dan Pencegahan AIDS.

Hal itu pula yang membuat Sugiyamto,Ketua DPRD Sragen (Photo dari Kiri Nomor 4 ) Prihatin dan Ikut Serta dalam mengkampanyekan 'Bahaya Dan Pencegahan AIDS'.  (Red)

Komunitas Perempuan Sehat Kampanyekan Pencegahan AIDS lewat HAS 2012

HARIAN SRAGEN - Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember diperingati untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS diseluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. konsep ini mucul pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia mengenai Program - Program untuk Pencegahan AIDS pada tahun 1988. Sejak saat itu, Hari AIDS mulai diperingati oleh pihak Pemerintah, Organisasi Internasional dan Yayasan Amal di Seluruh Dunia.

Komunitas Perempuan Sehat Sragen, Ir Naniek Budhi Darmawati ( Foto dari Kanan nomor 4 ), Menyatakan Lewat peringatan ini , Masyarakat diharapkan semakin disadarkan akan bahaya dan Tahu Cara Pencegahan AIDS. Peringatan hari AIDS sedunia ini untuk mensosialisasikan kepada masyarakat sragen tentang bagaimana cara pencegahan AIDS.

Sebanyak 89 orang di Kabupaten Sragen ini dilaporkan mengidap penyakit HIV/AIDS Sepanjang tahun 2012 ini. Penderita penyakit mematikan ini meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang tercatat hanya 24 orang.

Tingginya penderita AIDS membuat Komunitas Perempuan Sehat Sragen semakin mengintensitaskan Sosialisai Pencegahan HIV / AIDS. (Pur)
 

MENCEGAH HIV AIDS dengan ABCDE : Dari Sosialisasi Peer Education

SRAGEN - Keprihatinan akan semakin menyebarnya HIV AIDS mendorong Dinas Kesehatan Kab. Sragen bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah untuk terus memberikan pengertian seluas-luasnya kepada masyarakat.. Selasa , 27 November 2012 bertempat di Aula dinas Kesehatan Kabupaten Sragen diadakan Sosialisasi IMS, HIV &v AIDS bagi Peer Education.   

       Dalam acara ini menghadirkan pembicara dari KPA provinsi jawa tengah yaitu Ibu Kartika Wardhani dan Bp. Dian Sulistianto serta ketua Tim teknis KPA Sragen Yen Pri Wharyono. Pelatihan ini juga dihadiri oleh berbagai kelompok masyarakat di antaranya Satpol PP kabupaten Sragen, bagian Kesra kabupaten Sragen, Organda, DPU, PDE, Karang taruna, SPSI Kabupaten Sragen serta masyarakat umum yang lain. 

      Kartika Wardhani dalam paparannya menyampaikan bahwa kondisi HIV/AIDS di Jawa Tengah termasuk Sragen yang makin hari makin memprihatinkan. Hal ini terlihat dari jumlah kasus HIV/AIDS yang dari tahun  ketahun semakin meningkat. Tercatat oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah bahwa dari tahun 1993 sampai  dengan junin 2012 penderita HIV/AIDS mencapai  5.301 orang serta 642 meninggal dunia. Mengejutkan lagi estimasi HIV/AIDS di Jateng menurut  KPA Nasional di Jateng mencapai 10.815 orang, artinya ada 5000 orang lebih yang bisa menularkan dan menyebarkan HIV/AIDS kepada orang lain karena mereka belum mendapat pengertian dan cara menjaga diri mereka dan lingkungan sekitar mereka.
       Di sampaikan juga bahwa dengan mengetahui jumlah dan daerah penyebarannya maka kita bisa mencegah dengan pembinaan kepada mereka serta seluruh masyarakat dan stakeholder untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS. Upaya tersebut diantaranya ABCDE, A  yang pertama yaitu Abstinensia Puasa Seks bagi yang belum menikah, B yaitu Be faithfull Saling Setia pada pasangan bagi yang sudah menikah, C yaitu Condom Gunakan Kondom bagi yang berhub. Seks berisiko, D yaitu Don’t Drug Jangan pakai narkoba suntik, E yaitu Education Ajari orang di sekitar kita ttg HIV yang benar.

       Sementara pemateri yang lain Bp. Dian Sulitianto menyampaikan tentang IMS (Infeksi menular Seksual) di sampaikan pengertian dari IMS yaitu penyakit-penyakit yang sebagian besar ditularkan melaluihubungan seksual/hubungan kelamin, Jadi siapapun yang melakukan hubungan seks (baik laki-laki/perempuan) beresiko tertular IMS.

       Hal penting yang lain yaitu menghilangkan mitos yang berkembang di masyarakat tentang orang- orang yang terkena HIV/AIDS  dan cara penyebarannya. Banyak orang yang tidak tahu tentang penyebaran virus HIV sehingga banyak memandang  ODHA (orang dengan HIV Aids) sebagai orang yang harus di jauhi. Ini merupakan pendapat yang salah karena virus HIV tidak dengan mudah menular, karena dengan bercakap- cakap saja tidak akan tertular karena harus memenuhi prinsip penular virus HIV adalah ESSE ( Exit, Surficience, Enter) yaitu virus tersebut keluar, virus hidup, kemudian dalam jumlah cukup untuk menginfeksi dan kemudian masuk.

       Virus HIV tidak akan menular melalui gigitan Nyamuk, tidak seperti halnya dengan penyakit malaria yang menular dengan nyamuk, Virus HIV akan mati di kala dia berada dalam tubuh nyamuk sehingga kita aman walaupun kita tinggal serumah. Selain itu tidak akan menular dengan bersalaman, tidak akan menular dengan mengunakan peralatan makan bersama, dengan berpelukan, mengunakan jamban yang sama. Karena virus akan mati karena dia butuh media hidup. Media hidup virus HIV dalam 4 cairan yaitu Darah, Cairan Sperma, Cairan Vagina dan Asi. Di akhir sesi oleh  Yen Pri Wharyono menyapaikan di harap kita bisa memberi semangat kepada ODHA dan tidak membenci mereka serta kita memberi pencerahan kepada orang sekitar kita akan bahaya HIV/AIDS.

Surplus RP. 5 M, APBD Sragen 2013 Cetak Sejarah

HARIAN SRAGEN - Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sragen tahun 2013 resmi ditetapkan dengan mencatatkan surplus sebesar Rp 5,7 miliar, Kamis (29/11). Penetapan APBD di penghujung November tersebut juga sekaligus menjadi sejarah baru bagi Kabupaten Sragen. 
Ketua DPRD Sragen, Sugiyamto, mengatakan sejarah baru itu tercipta karena selama ini pembahasan APBD Sragen hampir tak pernah bisa ditetapkan sesuai batas waktu yang ditentukan pemerintah pusat, yakni tanggal 29 November. Selain itu, surplus anggaran yang masih menyisakan Rp 5,7 miliar juga menghapus noda defisit yang selama beberapa tahun selalu mewarnai APBD Bumi Sukowati.
Semula, katanya, proyeksi APBD 2013 dirumuskan dengan proyeksi akhir dalam posisi defisit Rp 68 M. Tapi menjelang akhir pembahasan, ternyata ada tambahan Dana Alokasi Umum (DAU) dari pusat sebesar Rp 90 miliar. Gelontoran DAU itu membuat posisi APBD berubah terbalik menjadi surplus Rp 5,7 miliar.
“Yang kami sayangkan, DAU dari pusat itu mestinya dikucurkan pada awal, bukan mepet seperti ini. Akhirnya ada sebagian yang tidak bisa dialokasikan sehingga menjadi surplus. Tapi dengan ditetapkan tepat waktu, jelas suatu prestasi dan sejarah di Sragen,” ujarnya usai memimpin paripurna penetapan APBD 2013 di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Kamis (29/11).
Pihaknya berharap dengan ditetapkan tepat waktu, bisa diiringi dengan kinerja yang optimal dari semua satuan kerja (Satker), utamanya Satker yang memiliki anggaran kegiatan pembangunan. Sehingga tidak ada lagi proyek atau kegiatan yang tidak bisa selesai dengan alasan kurang waktu.
Dalam sambutannya, Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, yang dibacakan Wabup Daryanto mengaku, bersyukur atas penetapan APBD yang bisa tepat waktu. Penetapan APBD tepat waktu itu diharapkan bisa berdampak positif terhadap pengayoman masyarakat serta kesinambungan pembangunan.
Sementara dalam pandangan akhir fraksi, mayoritas menyetujui alokasi APBD 2013 meskipun beberapa memberi catatan. Misalnya, Fraksi PKS melalui juru bicara Aris Surawan menekankan perlunya pengawasan terhadap beberapa anggaran besar pro rakyat seperti dana RTLH sebesar Rp 4,9 miliar, santunan kematian Rp 1,231 miliar, anggaran ustaz/ustazah Rp 1,7 miliar, serta anggaran Jamkesda Rp 10,25 miliar.
 
Sumber : cetak.joglosemar.co
 
@HarianSragen

2.858 Pengajar TPA Di Sragen Memperoleh Bantuan

HARIAN SRAGEN -  Sebanyak 2.858 pengajar Taman Pendidikan Alquran (TPA) di Kabupaten Sragen akan memperoleh bantuan Rp50.000/bulan. Namun pengajar madrasah diniah tidak masuk daftar calon penerima bantuan.Wakil Ketua DPRD Sragen dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, Hariyanto, mengungkapkan DPRD Sragen menyetujui program pemberian bantuan bagi pengajar TPA di Kabupaten Sragen dengan nilai anggaran Rp1,7 miliar. Namun ia menyayangkan mengapa pengajar madrasah diniah tidak masuk dalam daftar pengajar TPA  yang akan diberikan bantuan.
Padahal menurutnya, kurikulum madrasah diniah lebih jelas dan tertata. Kegiatan belajar mengajar di madrasah diniah juga lebih intensif karena dilaksanakan secara rutin. Saat ini jumlah madrasah diniah di Sragen mencapai ratusan dengan jumlah pengajar sekitar 3.000 orang. Ia menilai ada diskriminasi jika pengajar madrasah diniah tidak masuk dalam daftar calon penerima bantuan.
“Saya heran mengapa mereka [pengajar madrasah diniah] sampai tidak masuk dalam daftar calon penerima bantuan. Padahal mereka jelas-jelas ada dan perannya sama dengan pengajar TPA, bahkan lebih,” ungkapnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (27/11/2012).
Hariyanto menambahkan para pengajar madrasah diniah memang tidak meminta bantuan. Tapi jika ada program pemberian bantuan bagi pengajar TPA, ia menilai pengajar madrasah diniah berhak menerima.
Menanggapi hal itu Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat, Setda Sragen, Bambang SM, mengungkapkan mereka yang mendapatkan bantuan adalah pengajar TPA yang terdaftar di Badan Koordinasi TPA Kabupaten Sragen. Setiap pengajar TPA akan memperoleh bantuan Rp50.000/bulan, selama satu tahun. Saat ini data penerima bantuan sedang diverifikasi.

Solopos.com

@HarianSragen

Sragen Baru Memiliki 3 Zona Selamat Sekolah

HARIAN SRAGEN —Sejumlah sekolah dasar (SD) yang terletak di jalan protokol Solo-Surabaya belum memiliki zona selamat sekolah (ZSS). Tercatat baru tiga SD yang sudah memiliki zona tersebut. SD yang belum memiliki zona selamat sekolah diimbau menurunkan pendamping siswa di jam berangkat dan pulang.
Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, Suwardi, ketika dihubungi Solopos.com, Kamis (29/11/2012), menuturkan saat ini SD yang sudah memiliki zona selamat sekolah antara lain SD Negeri Sragen 17, SD Negeri Sragen 69 dan SD Negeri Sine 1.
“Anggaran pembuatan zona selamat sekolah tidak sedikit, jadi sementara baru tiga SD. Yang lain menyusul,” katanya.
Meskipun belum memiliki zona selamat sekolah, menurut Suwardi, pihaknya sudah menginstruksikan kepada pihak sekolah yang terletak di jalan protokol untuk menjamin keamanan siswa. “Sudah ada imbauan untuk menurunkan petugas, guru, pendamping untuk menyeberangkan siswa. Sebagian sekolah juga dibantu petugas kepolisian setempat,” paparnya.
Suwardi menilai pembuatan zona selamat sekolah di beberapa SD yang terletak di jalan protokol Sragen belum mendesak.
“Saya kira belum terlalu mendesak semua sekolah memiliki zona selamat sekolah. Sebagian sekolah juga muridnya biasanya berasal dari kanan, kiri atau belakang sekolah,” jelasnya.
Guru SD Krikilan 1, Titik Nuraini, ketika ditemui di kantornya, mengaku meskipun belum memiliki zona selamat sekolah, pihaknya selalu menurunkan penjaga sekolah atau guru kelas yang mengajar untuk menyeberangkan anak didiknya.
“Guru atau penjaga sekolah  membawa bendera merah dan mendampingi siswa menyeberang jalan saat berangkat maupun pulang sekolah. Sebagian siswa rumahnya memang terletak di belakang sekolah, namun ada juga yang harus menyeberang,” ujarnya.
Walaupun belum memiliki zona selamat sekolah, Titik berharap, agar muridnya bisa selamat sampai sekolah.

Solopos.com

@HarianSragen

DKR KarangMalang Buat FlashMob


Harian Sragen - Demam lagu Gangnam Style yang beredar di dunia maya telah memberikan inspirasi Dewan Kerja Ranting (DKR) 04 Karangmalang untuk membuat video flashmob lagu tersebut. Dengan persiapan yang sederhana, mereka melakukan pembuatan flashmob pada car free day (8/10).
Dengan mengambil tempat di depan BPR Joko Tingkir, anggota DKR Karangmalang melakukan aksinya.  Untuk menyukseskan pembuatan flashmob Gangnam Style ini, DKR menggandeng beberapa sekolah lain seperti SMK Bina Wiyata dan SDN 6 Sragen. Ketika aksi pembuatan flashmob dimulai, bergabung anak-anak dari SMKN 2 Sragen, SMPN 2 Sragen, SMPN 3 Sragen dan SMPN 6 Sragen.
Pembuatan flashmob yang berdurasi hampir 30 menit ini menarik perhatian pengunjung car free day. Mereka berkerumun memperhatikan aksi anak-anak pramuka yang didukung oleh anak-anak sekolah lain.
“Kegiatan ini kami lakukan untuk membangkitkan kreatifitas anak-anak muda di Sragen. Flashmob ini adalah awal dari kegiatan-kegiatan yang mengarah ke kreatifitas anak-anak muda Sragen.” Jelas Agus, Ketua DKR 04 Karangmalang saat ditemui Sragen Merdeka setelah pembuatan flashmob selesai.

Anggaran RSUD Sragen Dikurangi Rp1 Miliar

SRAGEN – Badan Anggaran DPRD Sragen terpaksa mengurangi usulan anggaran yang dialokasikan untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sragen, sebanyak Rp1 miliar.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013 Kabupaten Sragen rencananya akan ditetapkan dalam Sidang Paripurna DPRD Sragen yang digelar di Pendapa Rumah Dinas Bupati Sragen, Kamis (29/11/2012).
Wakil Ketua DPRD Sragen yang juga salah satu anggota Badan Anggaran DPRD Sragen, Hariyanto, mengungkapkan Banggar telah melakukan rapat membahas RAPBD yang disampaikan setiap komisi, Senin (26/11/2012). Banggar dijadwalkan akan memberikan laporan hasil pembahasan RAPBD dalam Sidang Paripurna, Rabu (28/11/2012).
“Kamis dijadwalkan penyampaian kata akhir dan penetapan RAPBD menjadi APBD. Kemungkinan Kabupaten Sragen yang pertama menetapkan APBD, jika dibandingkan kabupaten lainnya,” ungkapnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (27/11/2012).
Secara umum, terangnya, RAPBD yang telah dibahas di komisi, disetujui Banggar. Khusus anggaran untuk RSUD Sragen, terpaksa dikurangi Rp1 miliar. Pasalnya anggaran yang diusulkan dalam RAPBD sebesar Rp52 miliar, melebihi anggaran yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Platform Anggaran Sementara (KUA PPAS) sebesar Rp51 miliar.
“Sesuai aturan, RAPBD tidak boleh melebihi KUA PPAS. Kalau kurang dari KUA PPAS justru boleh,” ungkapnya.
Sekretaris Komisi IV DPRD Sragen, Aris Surawan, mengungkapkan ketika pembahasan di komisi, pihak RSUD Sragen menyampaikan mereka akan menaikkan target pendapatan dari Rp51 miliar menjadi Rp52 miliar. Namun kenaikan pendapatan itu akan dibarengi dengan kenaikan belanja langsung untuk keperluan operasional rumah sakit dan sebagainya.

Solopos.com

@HarianSragen

E-KTP: Perekaman Dilanjutkan Hingga Akhir Desember, Dispendukcapil Surati Para Camat

SRAGEN — Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Sragen melayangkan surat kepada masing-masing kecamatan untuk mengajak warga melaksanakan perekaman data e-KTP hingga Desember 2012.
Sekretaris Dispendukcapil Sragen, Wahyu Lwiyanto, menjelaskan masing-masing kecamatan diminta melayani perekaman data e-KTP hingga Desember. Pernyataan itu sekaligus menampik pendapat apabila pelayanan e-KTP dihentikan pada Oktober atau sesuai batas waktu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen. Wahyu menegaskan apabila alat perekam masih di Sragen maka perekaman data terus dilakukan.
Dia tidak menampik target wajib KTP dari pemerintah pusat sebanyak 615.610 orang sudah dipenuhi bahkan lebih. Meski demikian, Dispendukcapil Sragen melanjutkan perekaman menggunakan data kependudukan tahun 2011 yang menyebutkan jumlah wajib KTP di Sragen mencapai 786.517 orang. Sehingga masih ada sekitar 170.917 wajib KTP yang belum melakukan perekaman.
“Target pemerintah terlampaui. Tetapi kami menyelesaikan wajib pajak dengan data 2011. Lagipula alat perekam masih ada. Kami memerintahkan lurah atau kepala desa dan RT melalui camat mengimbau masyarakat yang belum melakukan perekaman. Silakan datang ke kecamatan. Kami memberikan pelayanan sampai Desember,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (28/11/2012).
Meski sudah melayangkan surat ke kecamatan berulang kali, Wahyu mengakui jumlah warga yang melakukan perekaman data cenderung minim. Dia memberikan gambaran kurang dari 100 wajib pajak di Sragen melakukan perekaman data pada satu hari. Wahyu menjelaskan hal yang membedakan perekaman data setelah Oktober adalah petugas yang merekam data. Tenaga kontrak yang mengoperasikan alat perekam telah berakhir masa kerja pada Oktober. “Tugas perekaman dilakukan pendamping kecamatan. Mereka sudah dilatih mengoperasikan alat perekaman data. Lagipula, jumlah warga yang melakukan perekaman data sedikit,” imbuh dia.
Lebih lanjut Wahyu menuturkan menerima undangan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) hadir pada penyerahan penghargaan di Jakarta, Kamis-Jumat (29-30/11). “Kami belum mengetahui penghargaan yang diberikan itu untuk apa. Undangan itu untuk hadir pada acara pembukaan dan pengarahan dari Mendagri dan penyerahan DAK. Selain itu ada penyerahan piagam penghargaan kepada 10 kabupaten/kota tercepat penyelesaian E-KTP secara massal dan tertinggi hasil perekaman,” urai dia.

Solopos.com

@HarianSragen

PASAR BUNDER: Pedagang Berharap Tak Dibebani Biaya Pembangunan Kios

SRAGEN–Pedagang Pasar Bunder, Sragen berharap mereka tidak dibebani biaya pembangunan kios, alias gratis.
Hal itu menyusul rencana dibangunnya sebagian kios Pasar Bunder pada 2013. Pasar Bunder mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp800 juta dan dana pendamping Rp107 juta.
Salah seorang pedagang buah yang letak kiosnya dekat dengan pintu sebelah barat pasar, Suparni, 57, mengungkapkan ia setuju jika kios pasar akan dibangun.  Sebagian kios-kios itu, saat ini kondisinya sudah rusak dan perlu dibangun. Tapi jika pedagang diminta menanggung biaya pembangunan, ia tidak mau.
“Kalau pemerintah mau membangunkan kios, kami senang. Tapi kalau harus membayar, saya tidak mau,” katanya saat ditemui Solopos.com di sela-sela aktivitasnya berjualan, Rabu (28/11/2012).
Suparni mengaku sudah lebih dari 20 tahun berjualan buah di Pasar Bunder. Ia memiliki sertifikat hak pakai atas kios yang kini ditempati. Dalam sehari, omzet penjualan barang dagangan Suparni sekitar Rp500.000-Rp1 juta.  “Kalau penghasilan bersihnya ya Alhamdulillah cukup. Tapi kalau harus membayar biaya pembangunan kios, saya tidak mau,” katanya.
Mantan Ketua Kerukunan Pedagang Pasar Bunder Sragen, Parmanto, mengungkapkan setelah Pasar Bunder bagian tengah dipugar sekitar tahun 2007, para pedagang bisa mendapatkan kios secara gratis. Oleh karena itu ketika kios-kios di bagian luar akan diperbaiki tapi pedagang diminta membayar, mereka tidak mau.
“Saat itu mereka iri, mengapa pedagang yang di dalam pasar bisa mendapatkan kios secara gratis, pedagang kios di luar diminta membayar ketika kiosnya akan dibangun,” ungkapnya.
Jika tahun depan sebagian kios akan dibangun, Parmanto meminta pihak-pihak terkait bermusyawarah terlebih dahulu dengan para pedagang. Dengan cara itu, diharapkan tidak timbul salah paham atau pun permasalahan lainnya.

Sumber : Solopos.com

@HarianSragen

ANGIN RIBUT: Tiga Rumah Roboh, 37 Rumah Rusak di Dua Desa

SRAGEN – Sebanyak tiga rumah roboh dan 37 rumah rusak berat maupun ringan di Dukuh Japol, RT 028 dan 029, Pelemgadung dan Dukuh Glagah, RT 005, Mojorejo, Karangmalang, Sragen, karena dihantam angin puting beliung, Rabu (28/11/2012), sekitar pukul 16.00 WIB.Hasil pantauan Solopos.com, kondisi puluhan rumah di Dukuh Japol, Pelemgadung rusak di bagian atap dan serambi. Kerusakan bervariasi, seperti genting porak-poranda hingga runtuh. Kondisi evakuasi maupun pendataan warga terkendala gerimis dan minim penerangan. Menurut informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, tiga rumah roboh di Dukuh Japol, RT 028, Pelemgadung, milik Karyo Sentono Giyo, 70, Suwardi, 35 dan Kasio 40. Kondisi rumah roboh total karena atap rata dengan tanah. Beruntung tidak ada korban jiwa karena pemilik rumah berada di luar saat hujan deras disertai angin kencang berhembus.
Dua warga Japol RT 028, Pelemgadung, Surip, 45, dan Yoga, 4, mengalami cedera akibat bencana ini. Kepala Surip tertimpa tembok sedangkan kepala Yoga tertimpa genting saat menyelamatkan diri dari rumah. Mereka dilarikan ke Puskesmas Karangmalang untuk mendapat perawatan intensif.
Ketua RT 028, Sugiman, menurutkan selain tiga rumah roboh, 30 rumah lain dari total 45 rumah di RT 028 mengalami rusak berat dan ringan. Selain itu, tiga rumah warga di RT 029 dan empat rumah di Dukuh Glagah, RT 005, Mojorejo mengalami kondisi serupa. Salah seorang warga Dukuh Glagah, RT 005, Mojorejo, Heri Triyanto, 33, menuturkan kejadian itu terjadi begitu cepat dan tak terduga. Beruntung, Heri, anaknya dan dua orang tua selamat karena berada di serambi saat hujan deras dan angin puting beliung berhembus.
“Tadi hujan deras disertai angin kencang berputar-putar. Semua rampung, pohon di belakang rumah terbang ke depan,” kata dia saat ditemui Solopos.com di sela-sela kegiatan mengumpulkan pengungsi di depan rumah. Hal senada disampaikan warga Japol, RT 028, Pelemgadung, Ari Pamularsi, 25. Saat kejadian, dia sedang memakaikan baju kepada anaknya Galuh, 4, karena usai memandikan anaknya. Beruntung, mereka dapat menyelamatkan diri.
Puluhan warga yang rumahnya mengalami kerusakan mengungsi ke rumah salah satu warga di Dukuh Japol, RT 029, Pelemgadung, Paryono. Rumah Paryono digunakan sebagai pos pengungsian. “Kami menyiapkan rumah lain dan beberapa warga memilih tinggal di rumah saudara. Warga yang berkumpul di sini (rumah Paryono) adalah warga dari RT 028, 029. 005. Kebanyakan janda dan anak-anak,” imbuh Ketua RT 028, Sugimin.
Sekretaris Desa Pelemgadung, Suprapto, yang berada di lokasi kejadian menjelaskan pihak desa terus melakukan pendataan warga yang mengalami musibah. Dia mengaku sudah melaporkan kejadian kepada pihak kepolisian, Kesbangpolinmas dan Pemkab Sragen. “Kami melakukan pendataaan warga yang mengalami bencana. Kami mengumpulkan mereka ke pos pengungsian dan membentuk dapur umum. Desa sudah memberikan sembako untuk dimasak di dapur umum sementara,” ujar dia.

Sumber : Solopos.com

@HarianSragen

Ditinggal ke Sawah, 2 Rumah Warga Tanon Sragen Ludes Terbakar

SRAGEN – Kebakaran melanda dua rumah di Jambeyan RT 021, Slogo, Tanon. Saat kejadian, rumah dalam keadaan kosong karena pemiliknya, Karso Ijoyo, 90, dan Jumiyem, 55, sedang menggarap sawah yang berjarak dua kilometer dari rumahnya. Kerugian masing-masing ditaksir Rp15 juta dan Rp20 juta.Saksi mata, Sugiyono, 40, kepada Solopos.com di lokasi kebakaran,mengungkapkan dirinya mulai menyadari kebakaran melanda rumah tetangganya Selasa (27/11/2012) pukul 16.30 WIB. “Saat itu saya mau mandi di belakang [depan rumah Karjo], tiba-tiba saya lihat api dari dapur rumah Karjo sudah merambat ke atas. Saya panik lalu memanggil tetangga sekitar,” terangnya. Menurut Sugiyono, api dengan cepat menjalar ke seluruh penjuru rumah yang terbuat dari anyaman bambu tersebut. “Kira-kira 15 menit tetangga mulai berdatangan untuk memadamkan kebakaran. Tapi api sudah terlanjur menyahut rumah anaknya [Jumiyem] yang terletak di sampingnya. Untuk melokalisir api, warga lalu merubuhkan bangunan,” jelasnya.
Korban Kebakaran, Karso Ijoyo, 90, ketika ditemui Solopos.com menuturkan dirinya baru meninggalkan rumah setengah jam sebelum kebakaran melanda rumahnya. “Saat itu saya diajak istri [Sukinem, 80] dan anak saya yang rumahnya turut terbakar untuk memasang plastik di lahan persemaian. Mereka sebelumnya berangkat duluan. Saya menyusul pukul 16.00 WIB,” terangnya.
Menurut Karso, dirinya tidak menyadari kebakaran melanda rumahnya, hingga salah seorang warga desa menjemputnya di sawah. “Saya hanya lihat asap membumbung dari sebelah utara. Ternyata seluruh rumah habis terbakar. Sudah kejadian mau bagaimana lagi. Selagi masih hidup, sedikit demi sedikit saya akan mengumpulkan uang untuk mendirikan kembali rumah saya,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD Sragen, Haryanto, seusai menengok korban kebakaran, mengharapkan masyarakat bisa lebih waspada pada kebakaran yang kembali terjadi di lingkungannya. “Rata-rata kejadian menimpa rumah warga yang kosong. Jadi masyarakat jangan pernah lengah,” terangnya.
Menurut Haryanto, Pemkab seharusnya bertindak cepat untuk membantu warganya yang terkena musibah insidentil. “Bantuan sembako dan peralatan masak harus cepat. Paling lambat pagi. Bantuan perbaikan RTLH juga jangan dana stimulan, tapi dana pendirian rumah sampai bisa ditinggali. Karena mereka itu korban. Dana juga sudah dianggarkan” tegasnya.
Api di rumah Karjo dan Jumiyem baru bisa dipadamkan oleh Petugas Damkar Gemolong pukul 20.00 WIB. Warga sekitar turut membantu mencari harta benda korban yang masih bisa diselamatkan. Perangkat desa setempat, Rabu (28/11/2012) ini, menggerakkan warganya untuk gotong-royong membantu membersihkan puing rumah korban dan menggalang dana bantuan.

Sumber : Solopos.com


@HarianSragen

Wow, Penderita HIV Aids Di Sragen Meningkat.

Sebanyak 89 orang di Kabupaten Sragen dilaporkan mengidap penyakit HIV/AIDS sepanjang tahun 2012 ini. Penderita penyakit mematikan ini meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang tercatat hanya 24 orang.
Tingginya penderita AIDS membuat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sragen semakin mengintensifkan sosialisasi HIV/AIDS. Ketua Tim Teknis KPA Sragen, Waryono mengatakan, sosialisasi utamanya dilakukan pada mereka yang tinggal di daerah risiko tinggi (Risti) tertular HIV/AIDS, lingkungan sekolah, masyarakat dan komunitas tertentu. Harapannya masyarakat semakin paham tentang HIV/AID sehingga lebih berhati-hati dan menjaga diri agar tidak tertular.
Menurut Waryono, jumlah penderita AIDS di Sragen memang cukup signifikan. Jadi perlu ada tindakan pencegahan agar penularannya tidak semakin meningkat. Apalagi saat ini masih cukup banyak masyarakat yang belum memahami penyakit HIV/AIDS. Terbukti ketika ada penderita HIV/AIDS, kemudian dikucilkan warga sekitarnya.
Padahal, jelasnya, yang mestinya dihindari bukan penderitanya tapi penyakit HIV/AIDS. Oleh karena itu, perlu ada upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat secara komprehensif. "Tingginya jumlah penderita ini menjadi keprihatinan bersama. Perlu langkah bersama untuk menekan penyebaran HIV/AIDS," katanya di Sragen, Senin (19/11).
Sementara, dua korban meninggal akibat HIV/AIDS terakhir berada di Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo dan Kecamatan Kalijambe sebulan lalu. Berdasarkan sebaran kasus, penderita HIV/ADIS di Sragen sudah merata di 20 kecamatan. Kecamatan Sragen Kota tercatat memiliki angka kasus paling tinggi.

Air Irigasi Tak Layak, Ketua DPRD Sragen Sugiyamto Gelontor Bantuan

SRAGEN—Ketua DPRD Sragen, Sugiyamto, meminta Pemkab lebih tanggap dengan persoalan masyarakat utamanya kalangan petani. Pasalnya sebagian wilayah pertanian di Sragen belum sepenuhnya ditopang irigasi yang memadai.
Menurutnya, problem irigasi yang belum memadai banyak ditemui di areal sepanjang aliran Bengawan Solo serta daerah kering lainnya. Ia mencontohkan areal di Desa Pilang dan Jantran, Kecamatan Masaran, selama ini banyak terkendala karena irigasi dari air Bengawan yang hitam dan berdampak pada kualitas padi yang dihasilkan.
“Banyak petani yang mengeluh air sungai itu ternyata mengubah padi menjadi jelek. Oleh karenanya, tahun 2013 kami mulai merintis bantuan sumur dalam dan pompa air untuk dua wilayah itu. Harapannya ini bisa menjadi inspirasi bagi Pemkab,” ujarnya, Selasa (27/11).
Politisi PDI Perjuangan itu menguraikan untuk tahun 2013, dirinya sudah mengalokasikan petani Desa Pilang dan  Jantran untuk mendapat bantuan sumur dalam dan pompa air senilai  sekitar Rp 145 juta. Selain itu, pihaknya juga sudah mengalokasikan bantuan mesin pembajak sawah. Kemudian, masing-masing RT di 37 RT di wilayah Masaran juga akan dibantu uang pengembangan sebesar Rp 2 juta.
“Harapan kami dengan adanya pompa air dan sumur dalam, petani tidak lagi kesulitan air dan kualitas padi bisa terjaga. Sebab selama ini Masaran sudah menjadi salah satu basis pertanian di Sragen,” urainya.
Terpisah, Kaur Pemerintahan Desa Pilang, Giyarto, mengapresiasi positif bantuan dari Ketua DPRD tersebut. Menurutnya, bantuan pompa air sangat dibutuhkan petani yang selama ini hanya mengandalkan tadah hujan dan aliran sungai. “Di sini ada 70 hektare lahan sawah yang membutuhkan irigasi. Selama ini hanya ngambil dari sungai tapi airnya tidak layak. Mudah-mudahan panennya bisa lebih baik,” tegasnya.
 
Sumber : cetak.joglosemar.com
 
@HarianSragen

Alokasi Anggaran JAMKESDA Rp. 10,25 M

Sragen - Guna Meningkatkan Pelayanan kesehatan bagi msyarkt miskin , Pimpinan DPRD Sragen Akhirnya menyetujui rencana penambahan alokasi anggaran jaminan  kesehatan daerah (JAMKESDA). Alokasi angran yang diambil dari APBD 2013 mendatang ini mencapai Rp. 10,25 M.

kalangan Legislatif berhrap, alokasi dan tersebut betul - betul  dipergunakan sebaagaimana mestinya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kesehatan masyarakat. sehingg tidak ada diskriminasi. " Kami harap tidak ada lagi diskriminasi psien Jamkesda. seluruh masyrakat berhaak mendapat pelayanan kesehatn yang sama. apalagi dirumah sakit Pemerintah". Papar  Ketua DPRD Sragen , Sugiyamto.

Seiring dengan aadanya penambahan aloksi dana kesehatan yang setiap tahun terus mengalmi peningkatan itu, dia berharap tidak da lagi masyrkt  miskin yang ketakuaatan mendpat pelayanan kesehtan. " Dengan Alokasi pendnan setiap thun terus bertambah, tentu pelayanan baagi masyaarakat juga harus semakin baik". Ujar Politisi PDI Perjungan Ini.

Sementara itu , Ketua Komisi IV Suhrjo mengtakan, dna sebesar itu nantinya kkn dialoksikan untuk RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen Sebesar Rp. 4 Miliar dan Rp. 0,5 Miliar untuk RSUD dr Soeratno Gemolong. " Sedangkan sisany sebesar 5,75 Miliar kan diloksikan untuk dins Kesehaatn Kabupten Sragen". UngkapNya.

Menurut Suharjo , dalam laporan komisi IV yang akan disampaikan pada rapat Paripurna Kamis (22/11) Kemari n, pihaknya mengharaapkan dana tersebut benr - benaar digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara Gratis.  "Kami harapkan Jaminan kesehatan yang ditanggung Pemerinth ini tept mutu dn tepat sasaran". tndasny.

Sumber : Edisi Radar Solo Edisi Cetak 24 November 2012.

@HarianSragen

Ketua DPRD Sragen, Sugiyamto, menagih janji Bupati Sragen menindak PNS yang mangkir

PNS Sragen berhalal bihalal dengan Bupati Agus Fatchur Rahman beberapa waktu lalu. Disiplin PNS di Sragen terbukti masih lemah dengan ditemukannya sejumlah PNS yang tidak mengisi presensi hingga berpekan-pekan. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)SRAGEN — Beberapa Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sragen dinilai melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2010.
Mereka ketahuan dari tugas selama lebih dari 40 hari. Hal itu dibuktikan dengan presensi masing-masing PNS yang dilakukan setiap pagi. Beberapa PNS tidak membubuhkan tanda tangan sebagai bukti kehadiran selama tiga bulan hingga lima bulan. Fakta itu mencuat saat Ketua DPRD, Sugiyamto, didampingi Wakil Ketua DPRD, Joko Saptono, Bambang Widjo Purwanto dan Haryanto melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Kantor BLH, Senin (19/11/2012). Sidak dilakukan seusai PNS mengikuti apel pagi kali pertama setelah mereka libur selama empat hari. Mereka libur sejak Tahun Baru Hijriah, Kamis (15/11/2012), cuti bersama Jumat (16/11/2012) dan libur biasa Sabtu (17/11/2012). Apabila dihitung hingga Minggu (18/11/2012) maka PNS libur selama empat hari.
Wakil DPRD, Bambang Widjo Purwanto, menyayangkan sikap beberapa PNS yang tidak membubuhkan tanda tangan sebagai bukti kehadiran karena alat presensi menggunakan sidik jari rusak. Tak hanya itu, mereka mengaku lupa membubuhkan tanda tangan pada presensi manual. Saat di kantor BLH, tim dari DPRD memanggil beberapa PNS yang tidak melakukan presensi selama beberapa bulan berikut kepala dinas.
“Ini bagaimana bisa lupa. Kalau hanya satu atau dua hari, kami masih memaklumi apabila itu karena lupa. Tetapi lupa hingga tiga sampai lima bulan apakah itu masuk akal? Kepala dinas juga tidak membubuhkan tanda tangan,” kata dia kepada Solopos.com.
Kepala BLH, Marijo, tidak menampik apabila ada karyawan yang tidak membubuhkan tanda tangan. Dia menjelaskan itu murni karena lupa. Selanjutnya, dia berjanji memperhatikan presensi karyawan. “Orangnya masuk. Ini murni karena lupa. Kami akan membuat presensi pada pagi dan siang. Segera kami tertibkan,” ujar dia.
Ketua DPRD Sragen, Sugiyamto, menagih janji Bupati Sragen menindak PNS yang mangkir dari apel selama tiga kali atau selama satu pekan berturut-turut. Dia menilai apabila hal itu tidak dilakukan akan memberikan citra buruk bagi pemerintah Kabupaten Sragen. Sementara itu, Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, menjelaskan akan mengumpulkan informasi perihal PNS yang melanggar PP Nomor 53 Tahun 2010. “Kami perlu melihat poin di PP Nomor 53 Tahun 2010. Kami akan menegakkan aturan tetapi menggunakan mekanisme dan prosedur. Latar belakang perlu dikaji. Kami akan konsisten. Soal pemecatan itu bukan masalah asalkan sesuai prosedur,” tegasnya kepada Solopos.com.

Courtesy : SragenPos.com

Baru Dibangun, Jembatan Senilai Rp 469 Juta Sudah Ambrol

Sragen – Pembangunan proyek jembatan Bendungan, Kedawung, Sragen ambrol, Selasa (20/11). Talut jembatan yang menghubungkan Desa Bendungan Kecamatan Kedawung dan Desa Srimulyo, Sambirejo ini longsor. Akibatnya jalur Kedawung-Sragen putus, sehingga kendaraan besar harus memutar arah sekitar 15 km.
Selain faktor alam penyebab ambrolnya proyek jembatan senilai Rp 469 juta ini diduga menyalahi bestek. Hal itu terlihat dari pengerjaan proyek seperti suling-suling talut yang seharusnya dari pipa, tetapi hanya menggunakan potongan bambu.  Hal tersebut terungkap dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Komisi III DPRD Sragen yang diwakili Sekretaris Komisi III, Suparno.
“Selain faktor alam memang dari hasil pengecekan ditemukan sejumlah kekurangan dalam pengerjaan proyek tersebut, sehingga ditengarai menjadi penyebab bangunan rusak saat terkena gerusan air hujan dan banjir,” ungkap Suparno.
Menurut Suparno, ada sejumlah kekurangan dari pengerjaan proyek tersebut. Pemadatan tanah uruk yang kurang merata dan padat, sehingga membuat tanah urukan yang masih mudah tergerus ketika terguyur hujan.
“Dari pengerjaanya proyek sendiri terlihat kasar. Hal itu terlihat dari sisa kayu pengecoran di bagian sela jembatan dengan talut yang tak dicopot. Sehingga bila lapuk bisa menimbulkan rongga hingga membuat tanah kembali tergerus air, “ terangnya.
Suparno menambahkan, melihat kondisi tanah yang labil dan mudah longsor, pihaknya meminta agar pembangunan dilakukan ulang. Karena kalau hanya ditambal, dikawatirkan, hasilnya kembali tidak maksimal. Apalagi kalau terkena banjir sketika musim hujan seperti saat ini, maka  bisa terjadi kerusakan lagi.

Beri Contoh Warga, Ketua DPRD Ikut Gotong Royong

Sragen – Ketua DPRD Sragen, Sugiyamto berbaur dengan warga masyarakat Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran, Sragen untuk melakukan gotong royong pembangunan talut jalan penghubung antar Desa Jantran – Kliwonan, Senin (19/11). Hal iu dilakukan Sugiyamto untuk memberikan contoh kepada warga agar mau melakukan gotong royong untuk pembangunan di daerahnya.
Ditemui disela-sela melakukan tinjauan pembangunan talut jalan penghubung Desa Jantran-Kliwonan, Kecamatan Masaran, Sugiyamto menyatakan, saat ini alokasi anggaran pembangunan infrastruktur di kabupaten Sragen masih sangat terbatas. Untuk menyiasati hal itu, dia berharap agar masyarakat turut serta terlibat aktif dalam kegiatan pembangunan yang berlangsung di daerah masing-masing.
“Masyarakat harus pro aktif, sebab jika hanya mengandalkan suntikan dana pemerintah tidak akan cukup untuk membiayai perbaikan sarana infrastruktur di setiap daerah,” terangnya.
Untuk tahun 2012 ini, kata Sugiyamto, Pemkab Sragen mendapatkan suntikan dana Program Pembangunan Infrastrukur Pedesaan (PPIP) di 9 titik. Masing-masing lokasi rata-rata mendapat jatah Rp 250 juta.  Dengan dana yang terbatas itu pembangunan infrastruktur tidak akan selesai dikerjakan tanpa didukung partisipasi dari masyarakat.
“Dana itu biasanya hanya cukup untuk membeli kebutuhan bahan material, karena itu pengerjaanya harus dilakukan secara gotongroyong,” kata Sugiyamto.

Courtesy : Timlo.net

DPRD SRAGEN GELONTORKAN RP 10 JUTA UNTUK KARANG TARUNA




Sragen- ketua DPRD sragen, Sugiyamto menyatakan mulai tahun 2013 pihak bnya akan mengupayakan dana pengembangan bagi kegiatan karang taruna desa sebesar Rp. 10 juta. Kebijakan itu dimaksudkan untuk membangkitkan kembali eksistensi dan kegiatan di kalangan para pemuda.
Hal itu disampaikan Sugiyamto saat menghadiri undangan Tasyakuran paguyuban Putra Wayah Eyang Lawu di dukuh Randu Kuning, Desa Krebet, Masaran, kamis (15/11 ) malam. Dihadapan warga dan tokoh masyarakat dari berbagai wilayah, Sugiyamto mengatakan mulai 2013 ia akan menyisihkan dana aspirasinya untuk pengembangan kegiatan karang taruna.
Masing – masing karang taruna akan dialokasikan dana sebesar Rp. 10 Juta. Untuk tahap pertama, dana tersebut diluncurkan diwilayah Kecamatan Masaran. Kemudian secara bertahap ia akan mengajak semua anggota DPRD Sragen untuk melakukan hal yang sama di wilayahnya masing – masing.
“Mulai 2013, saya sudah menyiapkan dana Rp 10 juta untuk masing – masing karang taruna di Masaran yang saya ambil dari dana aspirasi saya. Harapannya, dana itu bias membackup kegiatan pemuda” ujarnya disambut aplaus dari warga.
Politisi asal PDI Perjuangan itu berharap selain untuk kegitan pemuda, dana Rp 10 Juta itu bias dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas pemuda khususnya hal – hal positif.
Kades Krebet, Masaran, haryanto menyambut baik wacana Gelontoran dana Rp. 10 juta untuk karang taruna. Menurutnya dana itu sangat bagus untuk mendukung kegiatan pemuda yang selama ini memang terkendala anggaran. Sementara, ketua Paguyuban Putra Wayah Eyang Lawu, Eyang Sastro Wiyono, mengapresiasi positif kepedulian Ketua DPRD dan pihaknya siap bekerja sama unuk memajukan Sragen. 

Sumber Edisi Cetak JogloSemar 17 November 2012.

@HarianSragen

PERAYAAN HARI KOPERASI: Ribuan Orang Ramaikan Jalan Sehat


SRAGEN–Ribuan orang meramaikan jalan sehat yang digelar gabungan koperasi di bawah pembinaan Dinas Perindustrian, Koperasi (Disperinkop) dan UMKM Sragen dengan start dan finish di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Minggu (8/7/2012).
Jalan sehat yang diikuti sekitar 6.000 orang itu sebagai perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-65 Koperasi. Jalan sehat itu dilepas plt Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Sragen, Endang Handayani, didampingi Kepala Disperinkop dan UMKM, Maksun Isnadi, Ketua DPRD Sragen Sugiyamto dan para pejabat lainnya.
Peserta jalan sehat menyusuri rute sepanjang lebih dari tiga kilometer, yakni mulai dari alun-alun, Luwes ke kiri sampai Jl Slamet Riyadi, kemudian pertigaan Cantel Wetan ke kiri hingga tembus Jl Raya Sukowati ke kiri hingga alun-alun kembali.
Seksi Acara Panitia Hari Koperasi, Sulardi, saat dijumpai Solopos.com, Minggu pagi, menerangkan di sepanjang rute jalan akan dibagikan kupon undian di pertigaan Cantel Wetan. “Kupon itu akan diundi di panggung yang sudah disiapkan di alun-alun. Kami menyediakan hadiah berupa sepeda motor, empat unit sepeda gunung, empat unit televisi dan hadiah hiburan lainnya. Kegiatan ini didukung semua koperasi yang ada di Kabupaten Sragen,” tuturnya.
Selain jalan sehat, panitia juga menggelar kegiatan lomba tangkas trampil koperasi yang diikuti oleh siswa SMA/SMK/MA, bakti sosial berupa donordarah, pengobatan gratis dan pembagian paket sembako, serta olahraga. Sementara Kabid Koperasi Diperinkop dan UMKM, Catur Jatmiko, melalui Humas Pemkab Sragen, menjelaskan jalan sehat tersebut merupakan hasil kerja sama Disperinkop dan UMKM dengan Dekopinda Kabupaten Sragen dan Gerakan Koperasi Kabupaten Sragen.
“Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk membudayakan dan mengenalkan koperasi di kalangan anggota, calon anggota dan masyarakat. Serta sebagai suatu media silaturahmi serta komunikasi gerakan koperasi dengan masyarakat,” jelasnya.

3 Hari Mangkir Apel, PNS Dimutasi

SRAGEN—Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman mengingatkan PNS di lingkungan pemerintahannya untuk lebih taat aturan dengan tidak meninggalkan kewajiban mengikuti apel setiap pagi. Orang nomor satu di jajaran Pemkab Sragen itu pun mengaku tidak segan untuk memindahkan PNS yang terbukti mangkir apel selama tiga hari berturut-turut.
Hal itu disampaikan Agus saat memberikan pengarahan pada apel pagi di halaman Pemkab, Sabtu (3/11). Dalam apel yang diikuti seluruh pimpinan satuan kerja (Satker) dan jajarannya itu, Agus mengatakan meski bukan tolok ukur kinerja, apel pagi adalah kewajiban bagi setiap PNS.
Sehingga sudah semestinya semua PNS tidak meninggalkan kewajibannya itu. Ia mengibaratkan, apel pagi bagi PNS adalah rutinitas yang kedudukannya sama dengan salat Jumat pada umat Islam, yang jika tidak dilakukan tiga kali berturut-turut maka sudah dianggap keluar dari Islam.
“Begitu pula PNS yang berani tidak ikut apel pagi tiga hari berturut-turut dalam satu minggu, maka juga layak dievaluasi untuk dialihkan ke Satker yang lain,” ujar Agus di hadapan para bawahannya.
Oleh karenanya, ia meminta semua pimpinan Satker untuk kembali mendisiplinkan dan mengevaluasi kehadiran anak buahnya dalam setiap apel pagi. Jika kedapatan mangkir apel tiga hari berturut-turut, pimpinan Satker hendaknya bisa lebih tegas untuk melaporkan dan melakukan evaluasi. “Ini dilakukan semata-mata untuk menghargai PNS yang punya motivasi dan semangat kerja,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Agus juga berpesan agar semua PNS berusaha menciptakan orbit yang baik di lingkungan kerjanya masing-masing. Tidak hanya bisa mencela kesalahan orang lain, namun akan lebih baik jika lebih banyak introspeksi terhadap kemampuan diri. Ia juga mengimbau semua PNS harus menjaga etika dan baik kepada atasannya, sesama teman kerja, atau ke bawahannya.
“Kalau bisa baik ke kanan, ke kiri, ke atas, Insya Allah nama Anda akan baik juga. Dan penilaian lingkungan kerja juga akan jadi pertimbangan terakhir bagi Baperjakat saat akan merekomendasi terkait promosi jabatan,” ulasnya.
Hal lain yang tak boleh dilupakan, lanjutnya, PNS juga dituntut harus menjaga citra dan menjadi panutan di lingkungan sosial kemasyarakatan. Membuka diri dan senang menolong tetangga dan siapa saja yang membutuhkan. “Ojo golek jenang disik, tapi goleko jeneng disik,” imbuhnya.
Ketua DPRD Sragen Sugiyamto mendukung wacana pemberian sanksi dan evaluasi bagi PNS yang sering bolos apel. Menurutnya, ketegasan amat diperlukan mengingat realita yang ada, kedisiplinan PNS dan ketaatan terhadap jam kerja juga kian memprihatinkan