SRAGEN – Kebakaran melanda dua rumah di Jambeyan RT
021, Slogo, Tanon. Saat kejadian, rumah dalam keadaan kosong karena
pemiliknya, Karso Ijoyo, 90, dan Jumiyem, 55, sedang menggarap sawah
yang berjarak dua kilometer dari rumahnya. Kerugian masing-masing
ditaksir Rp15 juta dan Rp20 juta.Saksi mata, Sugiyono, 40, kepada Solopos.com
di lokasi kebakaran,mengungkapkan dirinya mulai menyadari kebakaran
melanda rumah tetangganya Selasa (27/11/2012) pukul 16.30 WIB. “Saat itu
saya mau mandi di belakang [depan rumah Karjo], tiba-tiba saya lihat
api dari dapur rumah Karjo sudah merambat ke atas. Saya panik lalu
memanggil tetangga sekitar,” terangnya. Menurut Sugiyono, api dengan
cepat menjalar ke seluruh penjuru rumah yang terbuat dari anyaman bambu
tersebut. “Kira-kira 15 menit tetangga mulai berdatangan untuk
memadamkan kebakaran. Tapi api sudah terlanjur menyahut rumah anaknya
[Jumiyem] yang terletak di sampingnya. Untuk melokalisir api, warga lalu
merubuhkan bangunan,” jelasnya.
Korban Kebakaran, Karso Ijoyo, 90, ketika ditemui Solopos.com
menuturkan dirinya baru meninggalkan rumah setengah jam sebelum
kebakaran melanda rumahnya. “Saat itu saya diajak istri [Sukinem, 80]
dan anak saya yang rumahnya turut terbakar untuk memasang plastik di
lahan persemaian. Mereka sebelumnya berangkat duluan. Saya menyusul
pukul 16.00 WIB,” terangnya.
Menurut Karso, dirinya tidak
menyadari kebakaran melanda rumahnya, hingga salah seorang warga desa
menjemputnya di sawah. “Saya hanya lihat asap membumbung dari sebelah
utara. Ternyata seluruh rumah habis terbakar. Sudah kejadian mau
bagaimana lagi. Selagi masih hidup, sedikit demi sedikit saya akan
mengumpulkan uang untuk mendirikan kembali rumah saya,” ungkapnya.
Wakil
Ketua DPRD Sragen, Haryanto, seusai menengok korban kebakaran,
mengharapkan masyarakat bisa lebih waspada pada kebakaran yang kembali
terjadi di lingkungannya. “Rata-rata kejadian menimpa rumah warga yang
kosong. Jadi masyarakat jangan pernah lengah,” terangnya.
Menurut
Haryanto, Pemkab seharusnya bertindak cepat untuk membantu warganya yang
terkena musibah insidentil. “Bantuan sembako dan peralatan masak harus
cepat. Paling lambat pagi. Bantuan perbaikan RTLH juga jangan dana
stimulan, tapi dana pendirian rumah sampai bisa ditinggali. Karena
mereka itu korban. Dana juga sudah dianggarkan” tegasnya.
Api di
rumah Karjo dan Jumiyem baru bisa dipadamkan oleh Petugas Damkar
Gemolong pukul 20.00 WIB. Warga sekitar turut membantu mencari harta
benda korban yang masih bisa diselamatkan. Perangkat desa setempat, Rabu
(28/11/2012) ini, menggerakkan warganya untuk gotong-royong membantu
membersihkan puing rumah korban dan menggalang dana bantuan.
Sumber : Solopos.com
@HarianSragen
No comments:
Post a Comment