MENCEGAH HIV AIDS dengan ABCDE : Dari Sosialisasi Peer Education

SRAGEN - Keprihatinan akan semakin menyebarnya HIV AIDS mendorong Dinas Kesehatan Kab. Sragen bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah untuk terus memberikan pengertian seluas-luasnya kepada masyarakat.. Selasa , 27 November 2012 bertempat di Aula dinas Kesehatan Kabupaten Sragen diadakan Sosialisasi IMS, HIV &v AIDS bagi Peer Education.   

       Dalam acara ini menghadirkan pembicara dari KPA provinsi jawa tengah yaitu Ibu Kartika Wardhani dan Bp. Dian Sulistianto serta ketua Tim teknis KPA Sragen Yen Pri Wharyono. Pelatihan ini juga dihadiri oleh berbagai kelompok masyarakat di antaranya Satpol PP kabupaten Sragen, bagian Kesra kabupaten Sragen, Organda, DPU, PDE, Karang taruna, SPSI Kabupaten Sragen serta masyarakat umum yang lain. 

      Kartika Wardhani dalam paparannya menyampaikan bahwa kondisi HIV/AIDS di Jawa Tengah termasuk Sragen yang makin hari makin memprihatinkan. Hal ini terlihat dari jumlah kasus HIV/AIDS yang dari tahun  ketahun semakin meningkat. Tercatat oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah bahwa dari tahun 1993 sampai  dengan junin 2012 penderita HIV/AIDS mencapai  5.301 orang serta 642 meninggal dunia. Mengejutkan lagi estimasi HIV/AIDS di Jateng menurut  KPA Nasional di Jateng mencapai 10.815 orang, artinya ada 5000 orang lebih yang bisa menularkan dan menyebarkan HIV/AIDS kepada orang lain karena mereka belum mendapat pengertian dan cara menjaga diri mereka dan lingkungan sekitar mereka.
       Di sampaikan juga bahwa dengan mengetahui jumlah dan daerah penyebarannya maka kita bisa mencegah dengan pembinaan kepada mereka serta seluruh masyarakat dan stakeholder untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS. Upaya tersebut diantaranya ABCDE, A  yang pertama yaitu Abstinensia Puasa Seks bagi yang belum menikah, B yaitu Be faithfull Saling Setia pada pasangan bagi yang sudah menikah, C yaitu Condom Gunakan Kondom bagi yang berhub. Seks berisiko, D yaitu Don’t Drug Jangan pakai narkoba suntik, E yaitu Education Ajari orang di sekitar kita ttg HIV yang benar.

       Sementara pemateri yang lain Bp. Dian Sulitianto menyampaikan tentang IMS (Infeksi menular Seksual) di sampaikan pengertian dari IMS yaitu penyakit-penyakit yang sebagian besar ditularkan melaluihubungan seksual/hubungan kelamin, Jadi siapapun yang melakukan hubungan seks (baik laki-laki/perempuan) beresiko tertular IMS.

       Hal penting yang lain yaitu menghilangkan mitos yang berkembang di masyarakat tentang orang- orang yang terkena HIV/AIDS  dan cara penyebarannya. Banyak orang yang tidak tahu tentang penyebaran virus HIV sehingga banyak memandang  ODHA (orang dengan HIV Aids) sebagai orang yang harus di jauhi. Ini merupakan pendapat yang salah karena virus HIV tidak dengan mudah menular, karena dengan bercakap- cakap saja tidak akan tertular karena harus memenuhi prinsip penular virus HIV adalah ESSE ( Exit, Surficience, Enter) yaitu virus tersebut keluar, virus hidup, kemudian dalam jumlah cukup untuk menginfeksi dan kemudian masuk.

       Virus HIV tidak akan menular melalui gigitan Nyamuk, tidak seperti halnya dengan penyakit malaria yang menular dengan nyamuk, Virus HIV akan mati di kala dia berada dalam tubuh nyamuk sehingga kita aman walaupun kita tinggal serumah. Selain itu tidak akan menular dengan bersalaman, tidak akan menular dengan mengunakan peralatan makan bersama, dengan berpelukan, mengunakan jamban yang sama. Karena virus akan mati karena dia butuh media hidup. Media hidup virus HIV dalam 4 cairan yaitu Darah, Cairan Sperma, Cairan Vagina dan Asi. Di akhir sesi oleh  Yen Pri Wharyono menyapaikan di harap kita bisa memberi semangat kepada ODHA dan tidak membenci mereka serta kita memberi pencerahan kepada orang sekitar kita akan bahaya HIV/AIDS.

Surplus RP. 5 M, APBD Sragen 2013 Cetak Sejarah

HARIAN SRAGEN - Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sragen tahun 2013 resmi ditetapkan dengan mencatatkan surplus sebesar Rp 5,7 miliar, Kamis (29/11). Penetapan APBD di penghujung November tersebut juga sekaligus menjadi sejarah baru bagi Kabupaten Sragen. 
Ketua DPRD Sragen, Sugiyamto, mengatakan sejarah baru itu tercipta karena selama ini pembahasan APBD Sragen hampir tak pernah bisa ditetapkan sesuai batas waktu yang ditentukan pemerintah pusat, yakni tanggal 29 November. Selain itu, surplus anggaran yang masih menyisakan Rp 5,7 miliar juga menghapus noda defisit yang selama beberapa tahun selalu mewarnai APBD Bumi Sukowati.
Semula, katanya, proyeksi APBD 2013 dirumuskan dengan proyeksi akhir dalam posisi defisit Rp 68 M. Tapi menjelang akhir pembahasan, ternyata ada tambahan Dana Alokasi Umum (DAU) dari pusat sebesar Rp 90 miliar. Gelontoran DAU itu membuat posisi APBD berubah terbalik menjadi surplus Rp 5,7 miliar.
“Yang kami sayangkan, DAU dari pusat itu mestinya dikucurkan pada awal, bukan mepet seperti ini. Akhirnya ada sebagian yang tidak bisa dialokasikan sehingga menjadi surplus. Tapi dengan ditetapkan tepat waktu, jelas suatu prestasi dan sejarah di Sragen,” ujarnya usai memimpin paripurna penetapan APBD 2013 di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Kamis (29/11).
Pihaknya berharap dengan ditetapkan tepat waktu, bisa diiringi dengan kinerja yang optimal dari semua satuan kerja (Satker), utamanya Satker yang memiliki anggaran kegiatan pembangunan. Sehingga tidak ada lagi proyek atau kegiatan yang tidak bisa selesai dengan alasan kurang waktu.
Dalam sambutannya, Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, yang dibacakan Wabup Daryanto mengaku, bersyukur atas penetapan APBD yang bisa tepat waktu. Penetapan APBD tepat waktu itu diharapkan bisa berdampak positif terhadap pengayoman masyarakat serta kesinambungan pembangunan.
Sementara dalam pandangan akhir fraksi, mayoritas menyetujui alokasi APBD 2013 meskipun beberapa memberi catatan. Misalnya, Fraksi PKS melalui juru bicara Aris Surawan menekankan perlunya pengawasan terhadap beberapa anggaran besar pro rakyat seperti dana RTLH sebesar Rp 4,9 miliar, santunan kematian Rp 1,231 miliar, anggaran ustaz/ustazah Rp 1,7 miliar, serta anggaran Jamkesda Rp 10,25 miliar.
 
Sumber : cetak.joglosemar.co
 
@HarianSragen

2.858 Pengajar TPA Di Sragen Memperoleh Bantuan

HARIAN SRAGEN -  Sebanyak 2.858 pengajar Taman Pendidikan Alquran (TPA) di Kabupaten Sragen akan memperoleh bantuan Rp50.000/bulan. Namun pengajar madrasah diniah tidak masuk daftar calon penerima bantuan.Wakil Ketua DPRD Sragen dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, Hariyanto, mengungkapkan DPRD Sragen menyetujui program pemberian bantuan bagi pengajar TPA di Kabupaten Sragen dengan nilai anggaran Rp1,7 miliar. Namun ia menyayangkan mengapa pengajar madrasah diniah tidak masuk dalam daftar pengajar TPA  yang akan diberikan bantuan.
Padahal menurutnya, kurikulum madrasah diniah lebih jelas dan tertata. Kegiatan belajar mengajar di madrasah diniah juga lebih intensif karena dilaksanakan secara rutin. Saat ini jumlah madrasah diniah di Sragen mencapai ratusan dengan jumlah pengajar sekitar 3.000 orang. Ia menilai ada diskriminasi jika pengajar madrasah diniah tidak masuk dalam daftar calon penerima bantuan.
“Saya heran mengapa mereka [pengajar madrasah diniah] sampai tidak masuk dalam daftar calon penerima bantuan. Padahal mereka jelas-jelas ada dan perannya sama dengan pengajar TPA, bahkan lebih,” ungkapnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (27/11/2012).
Hariyanto menambahkan para pengajar madrasah diniah memang tidak meminta bantuan. Tapi jika ada program pemberian bantuan bagi pengajar TPA, ia menilai pengajar madrasah diniah berhak menerima.
Menanggapi hal itu Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat, Setda Sragen, Bambang SM, mengungkapkan mereka yang mendapatkan bantuan adalah pengajar TPA yang terdaftar di Badan Koordinasi TPA Kabupaten Sragen. Setiap pengajar TPA akan memperoleh bantuan Rp50.000/bulan, selama satu tahun. Saat ini data penerima bantuan sedang diverifikasi.

Solopos.com

@HarianSragen

Sragen Baru Memiliki 3 Zona Selamat Sekolah

HARIAN SRAGEN —Sejumlah sekolah dasar (SD) yang terletak di jalan protokol Solo-Surabaya belum memiliki zona selamat sekolah (ZSS). Tercatat baru tiga SD yang sudah memiliki zona tersebut. SD yang belum memiliki zona selamat sekolah diimbau menurunkan pendamping siswa di jam berangkat dan pulang.
Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, Suwardi, ketika dihubungi Solopos.com, Kamis (29/11/2012), menuturkan saat ini SD yang sudah memiliki zona selamat sekolah antara lain SD Negeri Sragen 17, SD Negeri Sragen 69 dan SD Negeri Sine 1.
“Anggaran pembuatan zona selamat sekolah tidak sedikit, jadi sementara baru tiga SD. Yang lain menyusul,” katanya.
Meskipun belum memiliki zona selamat sekolah, menurut Suwardi, pihaknya sudah menginstruksikan kepada pihak sekolah yang terletak di jalan protokol untuk menjamin keamanan siswa. “Sudah ada imbauan untuk menurunkan petugas, guru, pendamping untuk menyeberangkan siswa. Sebagian sekolah juga dibantu petugas kepolisian setempat,” paparnya.
Suwardi menilai pembuatan zona selamat sekolah di beberapa SD yang terletak di jalan protokol Sragen belum mendesak.
“Saya kira belum terlalu mendesak semua sekolah memiliki zona selamat sekolah. Sebagian sekolah juga muridnya biasanya berasal dari kanan, kiri atau belakang sekolah,” jelasnya.
Guru SD Krikilan 1, Titik Nuraini, ketika ditemui di kantornya, mengaku meskipun belum memiliki zona selamat sekolah, pihaknya selalu menurunkan penjaga sekolah atau guru kelas yang mengajar untuk menyeberangkan anak didiknya.
“Guru atau penjaga sekolah  membawa bendera merah dan mendampingi siswa menyeberang jalan saat berangkat maupun pulang sekolah. Sebagian siswa rumahnya memang terletak di belakang sekolah, namun ada juga yang harus menyeberang,” ujarnya.
Walaupun belum memiliki zona selamat sekolah, Titik berharap, agar muridnya bisa selamat sampai sekolah.

Solopos.com

@HarianSragen

DKR KarangMalang Buat FlashMob


Harian Sragen - Demam lagu Gangnam Style yang beredar di dunia maya telah memberikan inspirasi Dewan Kerja Ranting (DKR) 04 Karangmalang untuk membuat video flashmob lagu tersebut. Dengan persiapan yang sederhana, mereka melakukan pembuatan flashmob pada car free day (8/10).
Dengan mengambil tempat di depan BPR Joko Tingkir, anggota DKR Karangmalang melakukan aksinya.  Untuk menyukseskan pembuatan flashmob Gangnam Style ini, DKR menggandeng beberapa sekolah lain seperti SMK Bina Wiyata dan SDN 6 Sragen. Ketika aksi pembuatan flashmob dimulai, bergabung anak-anak dari SMKN 2 Sragen, SMPN 2 Sragen, SMPN 3 Sragen dan SMPN 6 Sragen.
Pembuatan flashmob yang berdurasi hampir 30 menit ini menarik perhatian pengunjung car free day. Mereka berkerumun memperhatikan aksi anak-anak pramuka yang didukung oleh anak-anak sekolah lain.
“Kegiatan ini kami lakukan untuk membangkitkan kreatifitas anak-anak muda di Sragen. Flashmob ini adalah awal dari kegiatan-kegiatan yang mengarah ke kreatifitas anak-anak muda Sragen.” Jelas Agus, Ketua DKR 04 Karangmalang saat ditemui Sragen Merdeka setelah pembuatan flashmob selesai.

Anggaran RSUD Sragen Dikurangi Rp1 Miliar

SRAGEN – Badan Anggaran DPRD Sragen terpaksa mengurangi usulan anggaran yang dialokasikan untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sragen, sebanyak Rp1 miliar.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013 Kabupaten Sragen rencananya akan ditetapkan dalam Sidang Paripurna DPRD Sragen yang digelar di Pendapa Rumah Dinas Bupati Sragen, Kamis (29/11/2012).
Wakil Ketua DPRD Sragen yang juga salah satu anggota Badan Anggaran DPRD Sragen, Hariyanto, mengungkapkan Banggar telah melakukan rapat membahas RAPBD yang disampaikan setiap komisi, Senin (26/11/2012). Banggar dijadwalkan akan memberikan laporan hasil pembahasan RAPBD dalam Sidang Paripurna, Rabu (28/11/2012).
“Kamis dijadwalkan penyampaian kata akhir dan penetapan RAPBD menjadi APBD. Kemungkinan Kabupaten Sragen yang pertama menetapkan APBD, jika dibandingkan kabupaten lainnya,” ungkapnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (27/11/2012).
Secara umum, terangnya, RAPBD yang telah dibahas di komisi, disetujui Banggar. Khusus anggaran untuk RSUD Sragen, terpaksa dikurangi Rp1 miliar. Pasalnya anggaran yang diusulkan dalam RAPBD sebesar Rp52 miliar, melebihi anggaran yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Platform Anggaran Sementara (KUA PPAS) sebesar Rp51 miliar.
“Sesuai aturan, RAPBD tidak boleh melebihi KUA PPAS. Kalau kurang dari KUA PPAS justru boleh,” ungkapnya.
Sekretaris Komisi IV DPRD Sragen, Aris Surawan, mengungkapkan ketika pembahasan di komisi, pihak RSUD Sragen menyampaikan mereka akan menaikkan target pendapatan dari Rp51 miliar menjadi Rp52 miliar. Namun kenaikan pendapatan itu akan dibarengi dengan kenaikan belanja langsung untuk keperluan operasional rumah sakit dan sebagainya.

Solopos.com

@HarianSragen

E-KTP: Perekaman Dilanjutkan Hingga Akhir Desember, Dispendukcapil Surati Para Camat

SRAGEN — Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Sragen melayangkan surat kepada masing-masing kecamatan untuk mengajak warga melaksanakan perekaman data e-KTP hingga Desember 2012.
Sekretaris Dispendukcapil Sragen, Wahyu Lwiyanto, menjelaskan masing-masing kecamatan diminta melayani perekaman data e-KTP hingga Desember. Pernyataan itu sekaligus menampik pendapat apabila pelayanan e-KTP dihentikan pada Oktober atau sesuai batas waktu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen. Wahyu menegaskan apabila alat perekam masih di Sragen maka perekaman data terus dilakukan.
Dia tidak menampik target wajib KTP dari pemerintah pusat sebanyak 615.610 orang sudah dipenuhi bahkan lebih. Meski demikian, Dispendukcapil Sragen melanjutkan perekaman menggunakan data kependudukan tahun 2011 yang menyebutkan jumlah wajib KTP di Sragen mencapai 786.517 orang. Sehingga masih ada sekitar 170.917 wajib KTP yang belum melakukan perekaman.
“Target pemerintah terlampaui. Tetapi kami menyelesaikan wajib pajak dengan data 2011. Lagipula alat perekam masih ada. Kami memerintahkan lurah atau kepala desa dan RT melalui camat mengimbau masyarakat yang belum melakukan perekaman. Silakan datang ke kecamatan. Kami memberikan pelayanan sampai Desember,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (28/11/2012).
Meski sudah melayangkan surat ke kecamatan berulang kali, Wahyu mengakui jumlah warga yang melakukan perekaman data cenderung minim. Dia memberikan gambaran kurang dari 100 wajib pajak di Sragen melakukan perekaman data pada satu hari. Wahyu menjelaskan hal yang membedakan perekaman data setelah Oktober adalah petugas yang merekam data. Tenaga kontrak yang mengoperasikan alat perekam telah berakhir masa kerja pada Oktober. “Tugas perekaman dilakukan pendamping kecamatan. Mereka sudah dilatih mengoperasikan alat perekaman data. Lagipula, jumlah warga yang melakukan perekaman data sedikit,” imbuh dia.
Lebih lanjut Wahyu menuturkan menerima undangan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) hadir pada penyerahan penghargaan di Jakarta, Kamis-Jumat (29-30/11). “Kami belum mengetahui penghargaan yang diberikan itu untuk apa. Undangan itu untuk hadir pada acara pembukaan dan pengarahan dari Mendagri dan penyerahan DAK. Selain itu ada penyerahan piagam penghargaan kepada 10 kabupaten/kota tercepat penyelesaian E-KTP secara massal dan tertinggi hasil perekaman,” urai dia.

Solopos.com

@HarianSragen

PASAR BUNDER: Pedagang Berharap Tak Dibebani Biaya Pembangunan Kios

SRAGEN–Pedagang Pasar Bunder, Sragen berharap mereka tidak dibebani biaya pembangunan kios, alias gratis.
Hal itu menyusul rencana dibangunnya sebagian kios Pasar Bunder pada 2013. Pasar Bunder mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp800 juta dan dana pendamping Rp107 juta.
Salah seorang pedagang buah yang letak kiosnya dekat dengan pintu sebelah barat pasar, Suparni, 57, mengungkapkan ia setuju jika kios pasar akan dibangun.  Sebagian kios-kios itu, saat ini kondisinya sudah rusak dan perlu dibangun. Tapi jika pedagang diminta menanggung biaya pembangunan, ia tidak mau.
“Kalau pemerintah mau membangunkan kios, kami senang. Tapi kalau harus membayar, saya tidak mau,” katanya saat ditemui Solopos.com di sela-sela aktivitasnya berjualan, Rabu (28/11/2012).
Suparni mengaku sudah lebih dari 20 tahun berjualan buah di Pasar Bunder. Ia memiliki sertifikat hak pakai atas kios yang kini ditempati. Dalam sehari, omzet penjualan barang dagangan Suparni sekitar Rp500.000-Rp1 juta.  “Kalau penghasilan bersihnya ya Alhamdulillah cukup. Tapi kalau harus membayar biaya pembangunan kios, saya tidak mau,” katanya.
Mantan Ketua Kerukunan Pedagang Pasar Bunder Sragen, Parmanto, mengungkapkan setelah Pasar Bunder bagian tengah dipugar sekitar tahun 2007, para pedagang bisa mendapatkan kios secara gratis. Oleh karena itu ketika kios-kios di bagian luar akan diperbaiki tapi pedagang diminta membayar, mereka tidak mau.
“Saat itu mereka iri, mengapa pedagang yang di dalam pasar bisa mendapatkan kios secara gratis, pedagang kios di luar diminta membayar ketika kiosnya akan dibangun,” ungkapnya.
Jika tahun depan sebagian kios akan dibangun, Parmanto meminta pihak-pihak terkait bermusyawarah terlebih dahulu dengan para pedagang. Dengan cara itu, diharapkan tidak timbul salah paham atau pun permasalahan lainnya.

Sumber : Solopos.com

@HarianSragen

ANGIN RIBUT: Tiga Rumah Roboh, 37 Rumah Rusak di Dua Desa

SRAGEN – Sebanyak tiga rumah roboh dan 37 rumah rusak berat maupun ringan di Dukuh Japol, RT 028 dan 029, Pelemgadung dan Dukuh Glagah, RT 005, Mojorejo, Karangmalang, Sragen, karena dihantam angin puting beliung, Rabu (28/11/2012), sekitar pukul 16.00 WIB.Hasil pantauan Solopos.com, kondisi puluhan rumah di Dukuh Japol, Pelemgadung rusak di bagian atap dan serambi. Kerusakan bervariasi, seperti genting porak-poranda hingga runtuh. Kondisi evakuasi maupun pendataan warga terkendala gerimis dan minim penerangan. Menurut informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, tiga rumah roboh di Dukuh Japol, RT 028, Pelemgadung, milik Karyo Sentono Giyo, 70, Suwardi, 35 dan Kasio 40. Kondisi rumah roboh total karena atap rata dengan tanah. Beruntung tidak ada korban jiwa karena pemilik rumah berada di luar saat hujan deras disertai angin kencang berhembus.
Dua warga Japol RT 028, Pelemgadung, Surip, 45, dan Yoga, 4, mengalami cedera akibat bencana ini. Kepala Surip tertimpa tembok sedangkan kepala Yoga tertimpa genting saat menyelamatkan diri dari rumah. Mereka dilarikan ke Puskesmas Karangmalang untuk mendapat perawatan intensif.
Ketua RT 028, Sugiman, menurutkan selain tiga rumah roboh, 30 rumah lain dari total 45 rumah di RT 028 mengalami rusak berat dan ringan. Selain itu, tiga rumah warga di RT 029 dan empat rumah di Dukuh Glagah, RT 005, Mojorejo mengalami kondisi serupa. Salah seorang warga Dukuh Glagah, RT 005, Mojorejo, Heri Triyanto, 33, menuturkan kejadian itu terjadi begitu cepat dan tak terduga. Beruntung, Heri, anaknya dan dua orang tua selamat karena berada di serambi saat hujan deras dan angin puting beliung berhembus.
“Tadi hujan deras disertai angin kencang berputar-putar. Semua rampung, pohon di belakang rumah terbang ke depan,” kata dia saat ditemui Solopos.com di sela-sela kegiatan mengumpulkan pengungsi di depan rumah. Hal senada disampaikan warga Japol, RT 028, Pelemgadung, Ari Pamularsi, 25. Saat kejadian, dia sedang memakaikan baju kepada anaknya Galuh, 4, karena usai memandikan anaknya. Beruntung, mereka dapat menyelamatkan diri.
Puluhan warga yang rumahnya mengalami kerusakan mengungsi ke rumah salah satu warga di Dukuh Japol, RT 029, Pelemgadung, Paryono. Rumah Paryono digunakan sebagai pos pengungsian. “Kami menyiapkan rumah lain dan beberapa warga memilih tinggal di rumah saudara. Warga yang berkumpul di sini (rumah Paryono) adalah warga dari RT 028, 029. 005. Kebanyakan janda dan anak-anak,” imbuh Ketua RT 028, Sugimin.
Sekretaris Desa Pelemgadung, Suprapto, yang berada di lokasi kejadian menjelaskan pihak desa terus melakukan pendataan warga yang mengalami musibah. Dia mengaku sudah melaporkan kejadian kepada pihak kepolisian, Kesbangpolinmas dan Pemkab Sragen. “Kami melakukan pendataaan warga yang mengalami bencana. Kami mengumpulkan mereka ke pos pengungsian dan membentuk dapur umum. Desa sudah memberikan sembako untuk dimasak di dapur umum sementara,” ujar dia.

Sumber : Solopos.com

@HarianSragen

Ditinggal ke Sawah, 2 Rumah Warga Tanon Sragen Ludes Terbakar

SRAGEN – Kebakaran melanda dua rumah di Jambeyan RT 021, Slogo, Tanon. Saat kejadian, rumah dalam keadaan kosong karena pemiliknya, Karso Ijoyo, 90, dan Jumiyem, 55, sedang menggarap sawah yang berjarak dua kilometer dari rumahnya. Kerugian masing-masing ditaksir Rp15 juta dan Rp20 juta.Saksi mata, Sugiyono, 40, kepada Solopos.com di lokasi kebakaran,mengungkapkan dirinya mulai menyadari kebakaran melanda rumah tetangganya Selasa (27/11/2012) pukul 16.30 WIB. “Saat itu saya mau mandi di belakang [depan rumah Karjo], tiba-tiba saya lihat api dari dapur rumah Karjo sudah merambat ke atas. Saya panik lalu memanggil tetangga sekitar,” terangnya. Menurut Sugiyono, api dengan cepat menjalar ke seluruh penjuru rumah yang terbuat dari anyaman bambu tersebut. “Kira-kira 15 menit tetangga mulai berdatangan untuk memadamkan kebakaran. Tapi api sudah terlanjur menyahut rumah anaknya [Jumiyem] yang terletak di sampingnya. Untuk melokalisir api, warga lalu merubuhkan bangunan,” jelasnya.
Korban Kebakaran, Karso Ijoyo, 90, ketika ditemui Solopos.com menuturkan dirinya baru meninggalkan rumah setengah jam sebelum kebakaran melanda rumahnya. “Saat itu saya diajak istri [Sukinem, 80] dan anak saya yang rumahnya turut terbakar untuk memasang plastik di lahan persemaian. Mereka sebelumnya berangkat duluan. Saya menyusul pukul 16.00 WIB,” terangnya.
Menurut Karso, dirinya tidak menyadari kebakaran melanda rumahnya, hingga salah seorang warga desa menjemputnya di sawah. “Saya hanya lihat asap membumbung dari sebelah utara. Ternyata seluruh rumah habis terbakar. Sudah kejadian mau bagaimana lagi. Selagi masih hidup, sedikit demi sedikit saya akan mengumpulkan uang untuk mendirikan kembali rumah saya,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD Sragen, Haryanto, seusai menengok korban kebakaran, mengharapkan masyarakat bisa lebih waspada pada kebakaran yang kembali terjadi di lingkungannya. “Rata-rata kejadian menimpa rumah warga yang kosong. Jadi masyarakat jangan pernah lengah,” terangnya.
Menurut Haryanto, Pemkab seharusnya bertindak cepat untuk membantu warganya yang terkena musibah insidentil. “Bantuan sembako dan peralatan masak harus cepat. Paling lambat pagi. Bantuan perbaikan RTLH juga jangan dana stimulan, tapi dana pendirian rumah sampai bisa ditinggali. Karena mereka itu korban. Dana juga sudah dianggarkan” tegasnya.
Api di rumah Karjo dan Jumiyem baru bisa dipadamkan oleh Petugas Damkar Gemolong pukul 20.00 WIB. Warga sekitar turut membantu mencari harta benda korban yang masih bisa diselamatkan. Perangkat desa setempat, Rabu (28/11/2012) ini, menggerakkan warganya untuk gotong-royong membantu membersihkan puing rumah korban dan menggalang dana bantuan.

Sumber : Solopos.com


@HarianSragen

Wow, Penderita HIV Aids Di Sragen Meningkat.

Sebanyak 89 orang di Kabupaten Sragen dilaporkan mengidap penyakit HIV/AIDS sepanjang tahun 2012 ini. Penderita penyakit mematikan ini meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang tercatat hanya 24 orang.
Tingginya penderita AIDS membuat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sragen semakin mengintensifkan sosialisasi HIV/AIDS. Ketua Tim Teknis KPA Sragen, Waryono mengatakan, sosialisasi utamanya dilakukan pada mereka yang tinggal di daerah risiko tinggi (Risti) tertular HIV/AIDS, lingkungan sekolah, masyarakat dan komunitas tertentu. Harapannya masyarakat semakin paham tentang HIV/AID sehingga lebih berhati-hati dan menjaga diri agar tidak tertular.
Menurut Waryono, jumlah penderita AIDS di Sragen memang cukup signifikan. Jadi perlu ada tindakan pencegahan agar penularannya tidak semakin meningkat. Apalagi saat ini masih cukup banyak masyarakat yang belum memahami penyakit HIV/AIDS. Terbukti ketika ada penderita HIV/AIDS, kemudian dikucilkan warga sekitarnya.
Padahal, jelasnya, yang mestinya dihindari bukan penderitanya tapi penyakit HIV/AIDS. Oleh karena itu, perlu ada upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat secara komprehensif. "Tingginya jumlah penderita ini menjadi keprihatinan bersama. Perlu langkah bersama untuk menekan penyebaran HIV/AIDS," katanya di Sragen, Senin (19/11).
Sementara, dua korban meninggal akibat HIV/AIDS terakhir berada di Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo dan Kecamatan Kalijambe sebulan lalu. Berdasarkan sebaran kasus, penderita HIV/ADIS di Sragen sudah merata di 20 kecamatan. Kecamatan Sragen Kota tercatat memiliki angka kasus paling tinggi.

Air Irigasi Tak Layak, Ketua DPRD Sragen Sugiyamto Gelontor Bantuan

SRAGEN—Ketua DPRD Sragen, Sugiyamto, meminta Pemkab lebih tanggap dengan persoalan masyarakat utamanya kalangan petani. Pasalnya sebagian wilayah pertanian di Sragen belum sepenuhnya ditopang irigasi yang memadai.
Menurutnya, problem irigasi yang belum memadai banyak ditemui di areal sepanjang aliran Bengawan Solo serta daerah kering lainnya. Ia mencontohkan areal di Desa Pilang dan Jantran, Kecamatan Masaran, selama ini banyak terkendala karena irigasi dari air Bengawan yang hitam dan berdampak pada kualitas padi yang dihasilkan.
“Banyak petani yang mengeluh air sungai itu ternyata mengubah padi menjadi jelek. Oleh karenanya, tahun 2013 kami mulai merintis bantuan sumur dalam dan pompa air untuk dua wilayah itu. Harapannya ini bisa menjadi inspirasi bagi Pemkab,” ujarnya, Selasa (27/11).
Politisi PDI Perjuangan itu menguraikan untuk tahun 2013, dirinya sudah mengalokasikan petani Desa Pilang dan  Jantran untuk mendapat bantuan sumur dalam dan pompa air senilai  sekitar Rp 145 juta. Selain itu, pihaknya juga sudah mengalokasikan bantuan mesin pembajak sawah. Kemudian, masing-masing RT di 37 RT di wilayah Masaran juga akan dibantu uang pengembangan sebesar Rp 2 juta.
“Harapan kami dengan adanya pompa air dan sumur dalam, petani tidak lagi kesulitan air dan kualitas padi bisa terjaga. Sebab selama ini Masaran sudah menjadi salah satu basis pertanian di Sragen,” urainya.
Terpisah, Kaur Pemerintahan Desa Pilang, Giyarto, mengapresiasi positif bantuan dari Ketua DPRD tersebut. Menurutnya, bantuan pompa air sangat dibutuhkan petani yang selama ini hanya mengandalkan tadah hujan dan aliran sungai. “Di sini ada 70 hektare lahan sawah yang membutuhkan irigasi. Selama ini hanya ngambil dari sungai tapi airnya tidak layak. Mudah-mudahan panennya bisa lebih baik,” tegasnya.
 
Sumber : cetak.joglosemar.com
 
@HarianSragen