SragenNEWS -Generasi tua yang tergabung dalam Dewan Harian Cabang (DHC) 45 Sragen
mengaku prihatin dengan degradasi nilai-nilai patriotisme dan moralitas
di kalangan pemuda saat ini. Pasalnya, generasi pemuda saat ini
dianggap lebih banyak mengedepankan budaya “entuke opo” dan “wani piro”.
Kritik itu disampaikan oleh Ketua DHC 45 Sragen, Sunaryo seusai pelantikan pengurus ranting DHC 45 di Pendapa Rumah Dinas Bupati,
Selasa (29/10). Ia menilai masalah besar bangsa ini sekarang bukan
hanya lunturnya patriotisme dan kepedulian dalam membantu pembangunan
negara. Namun budaya materialisme yang menjangkiti mental pemuda juga
patut diwaspadai di era modern saat ini.
“Yang paling nyata, sekarang banyak pemuda yang ketika diingatkan atau diminta melakukan sesuatu mesti jawabannya ‘entuke opo’ dan ‘wani piro’. Itu virus yang bisa mengancam dan merusak mental pemuda kita,” ujar Sunaryo.
Menurutnya, ancaman degradasi moral dan
nasionalisme ini memang harus menjadi perhatian bersama. Karena itu,
momentum Sumpah Pemuda 28 Oktober seharusnya menjadi introspeksi bagi
semua pihak untuk segera menghentikan gejala materialisme ini.
Menurutnya, Indonesia membutuhkan jiwa kepemudaan yang tulus dalam
mengabdi atau mengisi kemerdekaan.
Sunaryo menambahkan terkait dilantiknya
para pengurus DHC 45 di Bumi Sukowati, diharapkan mampu bergerak
membantu pemerintah dalam berbagai bidang kehidupan. Khususnya dalam
menyalurkan nilai-nilai perjuangan 45 atau intisari dalam mengisi
kemerdekaan.
Sementara, Bupati Sragen,
Agus Fatchur Rahman yang ikut menyaksikan pelantikan bersama puluhan
pengurus dan anggota DHC 45, meminta langkah konkret dari pengurus di
setiap kecamatan. Bahkan sebagai bentuk dukungan dari Pemkab, ia
berjanji akan memberikan fasilitas pendukung organisasi di ranting.
“Kami minta bapak-bapak dan ibu-ibu bisa ikut mengembalikan roh kebangsaan yang luntur. Ditunggu program yang konkret untuk membantu pembangunan di Sragen,” pintanya.
Sumber : Joglosemar.co