SragenNEWS – Tim Komisi Pengawasan Pupuk Bersubsidi dan Pestisida (KP3) Sragen membantah telah terjadi kelangkaan pupuk
bersubsidi di wilayah Sambirejo maupun Sidoharjo. Sebaliknya, mereka
menyerukan penyalur maupun kelompok tani sebisa mungkin memajukan
pengajuan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk menghindari
keterlambatan di lapangan.
Penegasan itu disampaikan oleh Ketua Tim Lapangan KP3 Sragen, Anang Susanto, saat melakukan inspeksi ke distributor di wilayah Sambirejo dan Sidoharjo, Kamis (21/11). Menurutnya, hasil monitoring di distributor CV Tani Makmur yang mengampu distribusi pupuk SP36 dan NPK wilayah Sambirejo, stok masih mencukupi.
Untuk jatah SP36 dan ZA ke wilayah Desa Blimbing, Sambirejo, dari pihak distributor menyatakan sudah mengirim 9 ton pupuk organik, 4 ton pupuk
SP36, dan 4 ton NPK tiga hari lalu yang dibuktikan dengan surat
pengiriman. Namun untuk wilayah Kecamatan Sidoharjo, hasil cek ke
distributor MSJ, diperoleh keterangan memang ada sedikit problem
keterlambatan transportasi sehingga membuat distribusi pupuk ke penyalur
terkendala selama sepekan. “Tapi secara umum, tadi (kemarin) kami cek
stoknya masih cukup,” ujar Anang di sela-sela pengecekan.
Menurutnya, asumsi kelangkaan memang biasanya hanya karena pengiriman pupuk yang terlambat, sehingga ketika petani
membutuhkan tidak langsung menemukan. Karenanya, pihaknya meminta agar
penyalur atau kelompok tani bisa lebih mengatur pengajuan RDKK jauh-jauh
hari sebelum pemupukan, sehingga pupuk bisa terkirim tepat pada waktu
digunakan petani.
Anang menyampaikan untuk wilayah
Sidoharjo, laporan terakhir dari distributor sudah mengirim 1.586 ton
phonska dari jatah 1.953 ton. Bahkan untuk jenis SP36 yang terkirim
mencapai 617 ton atau justru melebihi kuota 594 ton. Begitu pula untuk
urea, stok kebutuhan masa tanam (MT) I juga sudah mendapat tambahan dari
provinsi sebanyak 900 ton.
Senada, pengelola distributor CV Tani
Makmur, Susilowati membantah ada kelangkaan di wilayah Sambirejo
lantaran jatah pupuknya sudah dikirim setiap hari sesuai dengan
pengajuan RDKK dari penyalur. Termasuk di wilayah Blimbing yang oleh
Ketua KTNA setempat, Citro Karno, sempat dikatakan menghilang juga sudah
dikirim sesuai jatahnya pada tiga hari lalu. “Kenapa bisa dibilang
langka padahal setiap hari ada pengiriman terus. Ini buktinya juga ada.
Memang tidak bisa sekaligus hari itu dikirim karena mengajukannya RDKK
biasanya bareng, jadi harus antre. Tapi tidak langka,” ujar Susi.
Sumber : Joglosemar.co
No comments:
Post a Comment